EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) berkomitmen mendukung efisiensi sumber daya dan ekonomi sirkuler yang menjadi salah satu dari ltujuh isu strategis yang dibahas dalam Environment Deputies Meeting (EDM) Presidensi G20 Indonesia pada 2022.
Direktur Operasi dan Produksi PKT Hanggara Patrianta mengatakan efisiensi penggunaan energi menjadi sebuah hal yang penting bagi operasional produsen pupuk dan petrokimia terbesar di Asia Tenggara tersebut.
"Ini merupakan salah satu fondasi utama dalam peta jalan 40 tahun kedua PKT yang akan fokus ke arah industri petrokimia yang berbasis renewable," ujar Hanggara dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (15/8).
Hanggara menyampaikan perusahaan sudah mengalami penurunan konsumsi energi yang cukup signifikan berkat inisiatif program konservasi energi sejak 2017. Sesuai dengan peta jalan pertumbuhan kedua perusahaan, lanjut dia, PKT terus berkomitmen menjalankan program konservasi energi sebagai salah satu pilar utama strategi pertumbuhan perusahaan menuju industri hijau.
Hanggara menyebut hal ini selaras dengan dengan tema dialog EDM-CSWG G20 ll yang membahas mengenai Resource Efficiency and Circular Economy in support of Sustainable Consumption and Production Framework.
Dalam penerapan program konservasi energi tersebut, ucap Hanggara, PKT membuat strategi menyeluruh yang berfokus pada tiga pilar utama yakni program operasional dengan penerapan new best practice dalam menekan ekses oksigen, pemeliharaan prediktif dan preventif pabrik berdasarkan ISO 55001, pemantauan daring penggunaan energi signifikan, serta pengadaan berdasarkan life cycle assessment; program investasi melalui peningkatan pada konverter Amoniak, pengadaan peralatan Baru seperti LP Amonia Scrubber, meningkatkan pompa ke berbasis IE3; serta program turn around dengan penggantian katalis yang lebih efisien, pembersihan kimia dan mekanis secara rutin, serta overhaul peralatan rotasi.
"Selain ketiga pilar tersebut, PKT juga menerapkan sistem smart production yang merupakan proses digitalisasi dan integrasi data secara daring dan menyeluruh," lanjutnya.
Hanggara menyampaikan sistem smart production meliputi monitoring performa pabrik (produksi, konsumsi energi, inventori dan operasional pabrik), kualitas dan stok produk, evaluasi kesehatan dan pemeliharaan aset, kinerja lingkungan, serta dilengkapi dengan sistem alarm. Kata Hanggara, masing-masing lini ini dilengkapi dengan platform teknologi informasi yang dirancang khusus yang terhubung dengan manajemen PKT untuk memudahkan pengambilan keputusan.
Dia menyebut implementasi dari kedua program tersebut membuahkan hasil yang cukup positif. Data internal perusahaan mencatat, total pengurangan emisi yang terjadi pada 2022 sudah mencapai 436.711 ton atau setara dengan emisi yang dikeluarkan oleh 94.937 mobil. Sementara itu dari segi efisiensi energi, selama 2022 PKT telah berhasil mencapai 5,01 persen penghematan energi dan berhasil menyimpan energi hingga setara 141.000 MMBtu per tahun.
"Dalam langkah perusahaan bertransformasi menuju industri hijau, selain upaya efisiensi energi PKT memiliki target untuk mengurangi emisi gas karbon hingga 32,51 persen pada 2030, dan mencapai net zero emission di 2060," ucap dia.
Hanggara mengatakan hal ini termasuk beberapa inovasi hijau yang telah perusahaan kembangkan, seperti Pengolahan limbah plastik PET (Polyethylene terephthalate) yang dibuat menjadi bahan Green Asphalt, juga penerapan PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) untuk memenuhi kebutuhan energi kantor pusat PKT.
"Harapan kami, ke depannya praktik-praktik ini selain menjadi upaya mengurangi jejak karbon, juga dapat memberikan dampak keberlanjutan dan multiplier effect positif baik bagi perusahaan, masyarakat sekitar, maupun negara," kata Hanggara.