EKBIS.CO, JAKARTA -- Holding BUMN Perkebunan berencana melakukan IPO subholding Palmco pada tahun depan. Direktur Utama PTPN III (Persero) selaku induk holding PTPN Mohammad Abdul Ghani mengatakan Palmco merupakan entitas yang menyatukan seluruh komoditi produksi PTPN Group seperti kelapa sawit, karet, dan sebagian kecil teh yang akan dikonversi ke sawit.
"Semoga Perpres segera keluar. PTPN-PTPN yang selama ini memproduksi kelapa sawit nanti disatukan ke subholding kelapa sawit, Palmco," ujar Ghani saat acara Ngobrol Pagi (Ngopi) Bareng BUMN di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (22/8).
Ghani berharap pembentukan Palmco dapat terealisasi paling lambat Oktober mendatang. Dengan begitu, ucap Ghani, holding perkebunan mulai bisa mempersiapkan langkah IPO Palmco untuk tahun depan.
"Persiapan IPO kita hitung-hitung tadinya mau akhir tahun ini, tapi berubah ke tahun depan, mudah-mudahan di kuartal II atau III tahun depan, nilainya sekitar Rp 5 triliun sampai Rp 10 triliun yang akan kita dapat dari situ," lanjutnya.
Ghani menyebut perubahan IPO tak lepas dari persoalan dalam proses pembentukan subholding Palmco yang tidak mudah. Ghani menilai aksi korporasi ini sejalan dengan visi PTPN menjadi perusahaan terbesar kelapa sawit di dunia pada 2030.
"Sekarang mungkin 500 ribu hektare dulu yang akan masuk Palmco tahap pertama, lainnya bertahap, targetnya nanti hampir 700 ribu hektare kelapa sawit akan jadi milik PTPN pada 2030," katanya.
Fokus dua komoditi
Mohammad Abdul Ghani juga PTPN dalam mendukung kemandirian pangan nasional akan fokus utama pada komoditi minyak goreng (migor) atau kelapa sawit dan gula. Ghani menyampaikan penguatan peran PTPN telah berjalan dengan konsolidasi melalui pembentukan holding perkebunan yang mana PTPN III menjadi induk holding bagi 13 PTPN lain.
"Kita akan konsolidasi, targetnya akhir tahun selesai yang mana nanti komoditi kelapa sawit, karet dan sebagian teh itu dimasukkan dalam Palmco, subholding kelapa sawit," ujar Ghani.
Tak hanya itu, ucap Ghani, penggabungan juga akan menyasar pada 36 pabrik gula ke dalam subholding gula, PT Sinergi Gula Nusantara (Sugarco) yang telah diresmikan pada 17 Agustus 2021. Ghani menyampaikan penguatan ekosistem gula bentuk komitmen PTPN dalam mendukung target swasembada gula konsumsi pemerintah pada 2026.
Ghani menargetkan proses spin off seluruh pabrik gula menjadi Sugarco akan rampung paling lambat pada Oktober mendatang. Dalam peta jalan perusahaan, Ghani menyebut 250 ribu hektare lahan diperuntukan bagi produksi gula dengan sejumlah perbaikan di sisi on farm dalam meningkatkan produktivitas.
Ghani mengatakan PTPN Group akan berkolaborasi dengan Perhutani, RNI, dan petani dalam meningkatkan produktivitas guna mewujudkan swasembada gula nasional.