EKBIS.CO, JAKARTA -- Pemerintah menegaskan akan mengoptimalkan alternatif pembiayaan untuk pembangunan Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS). Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Luky Alfirman mengatakan, biaya yang dibutuhkan untuk membangunkan JTTS hingga tahap ketiga lebih besar dari rencana semula Rp 547 triliun.
"Kebutuhan pendanaan penyelesaian JTTS dalam bersamaan akan membutuhkan dana Rp 572 triliun. Makanya kami tahu jumlahnya berat buat APBN dan ini perlu dilakukan bertahap," kata Luky dalam Workshop Pengelolaan Risiko Keuangan Negara Pembangunan JTTS, Kamis (25/8/2022).
Untuk itu Luky menegaskan pencarian alternatif pembiayaan perlu dioptimalkan dengan lebih inovatif dan kreatif. Dengan begitu pembangunan JTTS tidak mengandalkan APBN dalam bentuk Penyertaan Modal Negara (PMN).
"Sekarang kita punya instrumen penjaminan. Ada namanya dukungan konstruksi. Kita bisa menjual berbagai fitur-fitur seperti berkaitan dengan pembangunan hijau, pembangunan yang sifatnya mendukung SDG's. Itu yang harus coba kita kembangkan terus supaya kita bisa menyelesaikan JTTS ini secara keseluruhan sampai tahap ketiga," jelas Luky.
Dia menambahkan, peningkatan biaya investasi pembangunan JTTS dipengaruhi oleh perubahan jadwal pembangunan. Selain itu, Luky mengatakan saat ini perkiraan biaya sudah lebih akurat karena adanya Detail Engineering Design (DED) yang lebih lengkap.
Sementara itu, Direktur Pelaksanaan Pembiayaan Infrastruktur Jalan dan Jembatan Direktorat Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Kementerian PUPR Reni Ahiantini mengatakan Pembanguna JTTS hingga 2024 hanya bisa dilakukan hingga tahap kedua sepanjang 574 kilometer. JTTS tahap kedua dimulai dari Betung, Jambi, Rengat, hingga Pekanbaru.
"Untuk JTTS tahap ketiga dan keempat nanti mungkin akan dilaksanakan beyond 2024," ujar Reni.
Reni menjelaskan saat ini arahan yang sudah didapatkan setidaknya pembangunan JTTS dari Betung hingga ke Jambi bisa terlaksana konstruksinya hingga 2024. Reni memastikan skema pembiayaan pembangunan JTTS tahap kedua terus disiapkan.
"Ruas di tahap kedua, skema pendanaan masih dalam tahap pembahasan antara Kementerian dan lembaga. Beberapa mulai berporses melalui pinjaman uar negeri dan persiapan dukungan konstruksi lainnya. Ruas yang belum ada ada pendanaan ada penjajahan investor luar," ungkap Reni.
Direktur Operasi III PT Hutama Karya (Persero) Koentjoro menuturkan lalu lintas harian rata-rata (LHR) di JTTS yang sudah beroperasi masih terbilang kecil. Koentjoro menuturkan peningkatan LHR harus diupayakan.
"LHR masih kecil sehingga mau tidak mau untuk meningkatkan LHR membutuhkan bantuan dari pemerintah provinsi dan kabupaten di sepanjang yang dilalui JTTS," ucap Koentjoro.
Koentjoro menjelaskan dari pembangunan JTTS tahap pertama, Hutama Karya sudah menyelesaikan sembilan ruas. Dari seluruh ruas tersebut, sebanyak tujuh ruas sudah beroperasi dan dua sudah selesai kontruksi.
"Dua ruas siap dioperasikan tinggal menunggu arahan dari pemerintah kapan dioperasikan," ujar Koentjoro.
Koentjoro menambahkan untuk pembangunan JTTS tahap kedua sudah dipersiapkan dan dimatankan. Koentjoro menuturkan Hutama Karya sudah mulai mendetilkan lahan yang dibutuhkan meskipun ada risiko keterlambatan pembebasan lahan yang sudha dimitigasi.
Jalan Tol Trans Sumatraa direncanakan memiliki 28 ruas dengan total panjang 2.813 kilometer yang pembangunannya dibagi dalam 4 tahap. Di tahap I sudah 523 km beroperasi dari ruas Tol Bakauheni-Terbanggi Besar (Bakter), Tol Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung (Terpeka), Tol Palembang-Indralaya (Palindra), Tol Pekanbaru-Dumai (Permai), serta Tol Medan-Binjai (Mebi), Sigli-Banda Aceh (30 km).
Ada beberapa ruas tol yang direncanakan beroperasi pada tahun ini seperti Sigli-Banda Aceh (44 km), Simpang Indralaya-Prabumulih-Muara Enim, Pekanbaru-Bangkinang, dan Tanah Penanjung-Bengkulu.