EKBIS.CO, INDRAMAYU -- Suara alarm berbunyi panjang tiga kali di tengah lapangan sumur eksplorasi Bajakah (BJK)-001 yang ada di Desa Rancahan, Kecamatan Gabuswetan, Kabupaten Indramayu, Senin (29/8) siang. Suara itu menjadi tanda panggilan bagi petugas forklift untuk mengangkut sejumlah peralatan yang telah selesai digunakan.
Sejak 12 Mei 2022, di lapangan onshore itu dilakukan pengeboran sumur eksplorasi BJK-001, yang masuk wilayah kerja Pertamina EP Jatibarang Field, Regional Jawa Subholding Upstream Pertamina. Pengeboran itu bertujuan untuk membuktikan adanya cadangan minyak dan gas (migas), yang sebelumnya telah diperkirakan dari hasil kegiatan seismik.
Sumur BJK-001 ditajak dengan target utama pada lapisan batu pasir dan batu gamping formasi Cibulakan Atas. Pengeboran itu mencapai kedalaman akhir di 2.682 mMD pada 1 Juli 2022. Sumur dibor dengan profil berarah tipe S menggunakan rig PDSI#31.3/D1500-E milik Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI).
Kegiatan pengeboran sebelumnya ditargetkan selesai dalam waktu 110 hari atau hingga 29 Agustus 2022. Namun ternyata, kegiatan pengeboran sudah dinyatakan selesai pada 28 Agustus 2022 pukul 13.00 WIB.
"Dari hasil pengeboran sumur eksplorasi BJK-001 ini, alhamdulillah kita berhasil menemukan cadangan minyak dan gas," ujar Coman Pemboran BJK-001, Mimbar Permana, saat ditemui di lapangan sumur eksplorasi BJK-001, di Desa Rancahan, Senin (29/8).
Dari sumur BJK-001 itu, berhasil ditemukan kandungan minyak dan gas bumi pada lapisan batupasir formasi Cibulakan Atas saat uji kandung lapisan ketiga. Yakni, dengan rate gas sebesar 4.4 Juta Standar Kaki Kubik per Hari (MMSCFD) dan rate kondensate mencapai 42.1 Barel Kondensat Per Hari (BCPD).
Keberhasilan itu membuncahkan rasa bangga kepada para pekerja di sumur eksplorasi BJK-001. Selama ini, mereka bekerja siang malam untuk mencari cadangan migas untuk menyumbang energi bagi negeri ini.
Dalam sehari, para pekerja dibagi menjadi dua tim, dengan waktu kerja masing-masing selama 12 jam. Waktu kerja dimulai pukul 07.00 WIB untuk shift pertama.
"Tapi kami tidak bisa bebas keluar masuk. Untuk masuk ke area ini pun harus dilakukan tes PCR dan karantina terlebih dulu,’’ terang Mimbar.
Selama ini, para pekerja tinggal di portable camp, yang berada di dalam area sumur eksplorasi BJK-001. Portable camp terbuat dari container, yang terasa panas menyengat terutama di siang hari. Karena itulah, kamar tidur bagi pekerja di dalam portable camp itu disediakan pendingin ruangan.
Adapula fasilitas olah raga berupa meja tenis dan lapangan basket mini. Selain untuk mengusir kejenuhan, juga sekaligus menjaga kebugaran para pekerja.
VP Exploration Regional Jawa. Muharram Jaya Panguriseng, menjelaskan, ada tantangan tersendiri dalam kegiatan pengeboran sumur eksplorasi tersebut, baik surface maupun subsurface. Untuk itu, dibutuhkan perencanaan, penyiapan dan operasional pengeboran yang tepat dan akurat.
"Pekerjaan tahap dry hole base dapat diselesaikan dengan baik tanpa adanya non-productive time, baik dari sisi peralatan jasa penunjang maupun material. Kinerja HSSE yang baik juga ditunjukan melalui hasil zero Lost Time Injury (LTI)," ujar Muharram.
Regional Jawa Subholding Upstream Pertamina selama ini terus mencari sumber daya hidrokarbon baru guna memenuhi kebutuhan energi nasional. Pemboran sumur BJK-001 merupakan salah satu upaya demi mencapai produksi nasional satu juta barrel minyak per hari dan 12 miliar standar kaki kubik gas per hari. Hal itu seperti yang dicanangkan oleh SKK Migas pada 2030 mendatang.
Selama periode Januari hingga Juli 2022, Regional Jawa menyumbang produksi minyak bumi nasional sebesar 63.553 Barrel Oil Per Day (BOPD), dan gas bumi sebesar 389,84 MMSCFD.
Direktur Pertamina EP, Wisnu Hindadari, mengungkapkan, Regional Jawa akan terus mendorong kegiatan eksplorasi di wilayah kerjanya, dengan mencanangkan pemboran eksplorasi minimal sepuluh persen dari total pemboran sumur pengembangan per tahun. Hal itu untuk memastikan Reserve to Production Ratio di Regional Jawa tetap terjaga dengan baik pada tahun-tahun mendatang.
"Selain itu, kami juga akan terus memastikan bahwa eksekusi pemboran baik sumur eksplorasi maupun sumur pengembangan dapat dijalankan dengan menerapkan prinsip On Time, On Budget, On Spec, On Return (OTOBOSOR)," tandas Wisnu.