Rabu 07 Sep 2022 00:35 WIB

Dampak Kenaikan Harga BBM ke Pelaku Parekraf Dinilai Hanya Sementara

Pelaku parekraf di Indonesia sudah teruji dalam menghadapi krisis

Rep: dedy darmawan nasution/ Red: Hiru Muhammad
Penjual melayani pembeli melakukan pembayaran digital via QRIS saat pembelian produk UMKM pada pameran Apresiasi Kreasi Indonesia 2022 di Mall Lippo Plaza Sidoarjo, Jawa Timur, Jumat (2/9/2022). Apresiasi Kreasi Indonesia merupakan program pengembangan ekonomi kreatif yang digagas Kemenparekraf melalui peningkatan kapasitas dan pameran bagi para pelaku usaha ekonomi kreatif.
Foto: ANTARA/Umarul Faruq
Penjual melayani pembeli melakukan pembayaran digital via QRIS saat pembelian produk UMKM pada pameran Apresiasi Kreasi Indonesia 2022 di Mall Lippo Plaza Sidoarjo, Jawa Timur, Jumat (2/9/2022). Apresiasi Kreasi Indonesia merupakan program pengembangan ekonomi kreatif yang digagas Kemenparekraf melalui peningkatan kapasitas dan pameran bagi para pelaku usaha ekonomi kreatif.

EKBIS.CO, JAKARTA--Dampak tekanan ekonomi kepada para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif dinilai hanya sementara. Pengamat Pariwisata Nasional, Taufan Rahmadi, mengatakan, pelaku parekraf di Indonesia sudah teruji dalam menghadapi berbagai gelombang krisis dan cepat beradaptasi.

"Ini bukan pertama kali kita mengalami kenaikan harga BBM. Prediksi saya dampaknya hanya sesaat, setelah itu dia bisa survive dengan kondisi saat ini," kata Taufan kepada Republika.co.id, Selasa (6/9/2022).

Baca Juga

Taufan mengatakan, belajar dari dampak kenaikan harga BBM selama ini, kenaikan biaya akan diterapkan oleh pihak jasa akomodasi dan penerbangan di bidang pariwisata. Sementara, di bidang ekonomi kreatif, para pemasok produk tentunya ikut meningkatkan harga.

Karena itu, ia menuturkan, solusi yang bisa dilakukan saat ini adalah dengan melakukan efisiensi biaya operasional.

Adapun bagi pemerintah, Taufan menyarankan agar pemerintah tak sekadar memberikan bantuan sosial yang bersifat konsumtif dan instan seperti bantuan tunai. Lebih jauh, sejumlah insentif berupa kemudahan berusaha hingga bantuan promosi oleh Kemenparekraf jauh lebih berarti saat ini.

"Jadi bantu destinasi wisata beserta dengan para pelaku usahanya untuk bertemu dengan pasar. Maksimalkan promosi dan juga dibantu akses permodalannya," kata Taufan.

Lebih jauh, ia menilai, pemerintah daerah yang mempunya keunggulan destinasi wisata diharap dapat membuat regulasi yang tegas dalam pengaturan harga, terutama dalam hal akomodasi.

Sebab, akibat kenaikan harga BBM yang meningkatkan ongkos transportasi, besar kemungkinan akan ada penurunan pergerakan wisatawan nusantara. Jika tetap ingin berwisata, sebagian wisatawan kemungkinan besar mengalihkan rencana liburan ke tempat-tempat wisata yang terdekat.

"Ketika BBM naik itu akan berdampak ke rencana-rencana liburan itu. Aktivitas liburan selalu ada, yang menjadi pertanyaan, beraa besar biaya yang disiapkan untuk liburan, tentu akan menyesuaikan kantong kita," katanya.

Seperti diketahui, pemerintah telah resmi menaikkan harga BBM jenis Pertalite dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10 ribu per liter, Solar dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter, dan Pertamax dari Rp 12.500 per liter menjadi Rp 14.500 per liter.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, menuturkan tengah menghitung kebutuhan kebutuhan dana untuk bantuan sosial yang diperuntukkan bagi pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) khususnya kelas menengah ke bawah. Rencana pemberian bantuan itu merespons kenaikan harga BBM yang memukul daya beli masyarakat.

Sandiaga mengatakan, peningkatan harga BBM utamanya akan berdampak pada mereka yang memproduksi berbagai produk ekonomi kreatif, terutama kuliner, kriya, dan fesyen. Kenaikan harga bahan baku dipastikan terjadi bahkan dapat mencapai 10-25 persen. Itu karena biaya transportasi bakal meningkat.

Baca juga : Tangis Puan di Era SBY dan Dalih PDIP Sekarang

Pasalnya, kata Sandiaga, transportasi menjadi salah satu komponen terbesar dalam biaya produksi suatu produk. "Sedang kita hitung dan data akan kita kumpulkan. Kita ajukan kepada Kemenkeu seandainya diperlukan bantalan sosial bagi pelaku parekraf," kata Sandiaga.

Sandiaga tak menyebut besaran bantuan sosial yang rencananya akan diberikan. Namun, ia menekankan, bantuan sosial utamanya hanya diberikan bagi pelaku parekraf yang pendapatan per bulannya hanya di bawah Rp 3 juta. "Mereka yang pasti paling terdampak dari kenaikan harga BBM," kata ujarnya menambahkan.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement