EKBIS.CO, SURABAYA -- Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak menyebut, pangsa pasar perbankan syariah terhadap perbankan umum di wilayah setempat terus mengalami pertumbuhan. Yakni dari 6,06 persen pada 2019, menjadi 6,65 persen pada Juli 2022. Penyaluran pembiayaan perbankan syariah di Jatim pun disebutnya mengalami pertumbuhan 0,96 persen (YoY).
Emil pun mengajak masyarakat, khususnya di Jatim untuk terus mendukung geliat ekonomi dan keuangan syariah. Emil menjelaskan, Jatim memiliki potensi untuk menjadi kontributor utama pengembangan ekonomi dan keuangan syariah nasional. Itu karena mayoritas masyarakat Jatim beragama Islam (85,38 persen) yang berpotensi sebagai nasabah.
"Kemudian terdapat 6.003 pondok pesantren dengan jumlah 965.646 santri. Di Jatim juga ada 38.000 masjid yang dapat dijadikan motor penggerak ekonomi syariah," kata Emil, Senin (12/9/2022).
Emio menjelaskan, banyak sekali potensi-potensi ekonomi syariah yang bisa dikembangkan di Jatim. Apalagi Jatim merupakan lokomotif ekonomi nasional, dengan kontribusinya yang mencapai seperenam pada perekonomian nasional.
"Baik keuangan syariah, hingga bisnis yang berkaitan dengan industri halal, kita harus terus support penguatannya dengan ekosistem syariah yang ada," ujarnya.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Timur, Budi Hanoto menjelaskan, pada periode 2021/ 2022, Indonesia masih berada di posisi keempat dalam ekonomo syariah dunia nerdasarkan Global Islamic Economy Indicator (GIEI). Indonesia masuk Top 10 di mayoritas sektor industri halal.
Namun demikian, di sektor makanan halal, Indonesia masih menjadi target pasar pertama dan belum menjadi produsen utama. Padahal potensinya sangat besar, mengingat Indonesia memiliki populasi Muslim terbesar dunia. "Namun pengekspor makanan halal terbesar dunia masih ditempati Brazil yang mencapai 16,2 dolar AS," ujarnya.