Rabu 21 Sep 2022 06:41 WIB

Duh, Harga Emas Jatuh Lagi ! Bagaimana Prospeknya ke Depan?

Komoditas emas mencatat kerugian beruntun karena tertekan dolar AS.

Red: Nidia Zuraya
Emas Batangan (Ilustrasi)
Foto: AP Photo
Emas Batangan (Ilustrasi)

EKBIS.CO,  CHICAGO -- Harga emas kembali merosot pada akhir perdagangan Selasa (20/9/2022) atau Rabu (21/9/2022) pagi WIB. Komoditas emas mencatat kerugian untuk hari kedua beruntun tertekan dolar AS yang lebih kuat menjelang keputusan suku bunga Federal Reserve yang kemungkinan akan memberikan kenaikan suku bunga substansial ketiga berturut-turut.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, jatuh 7,10 dolar AS atau 0,42 persen, menjadi ditutup pada 1.671,10 dolar AS per ounce, lebih jauh masuk ke wilayah pertengahan 1.600 dolar, setelah jatuh untuk kelima kalinya dalam enam hari terakhir.

Baca Juga

Emas berjangka tergelincir 5,30 dolar AS atau 0,31 persen menjadi 1.678,20 dolar AS pada Senin (19/9/2022), setelah terdongkrak 6,20 dolar AS atau 0,37 persen menjadi 1.683,50 dolar AS pada Jumat (16/9/2022), dan anjlok 31,8 dolar AS atau 1,86 persen menjadi 1.677,30 dolar AS pada Kamis (15/9/2022).

Dolar menguat terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya untuk ketiga kalinya dalam empat sesi, menjadi katalis utama pelemahan emas, di tengah taruhan bahwa Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin untuk ketiga kalinya berturut-turut.

Pertemuan kebijakan moneter Federal Reserve dimulai Selasa (20/9/2022) dan akan berakhir pada Rabu waktu setempat. Investor menunggu Federal Reserve menaikkan suku bunga dan memperbarui proyeksi ekonominya ketika pertemuan berakhir.

Pasar secara luas memperkirakan bank sentral AS menaikkan suku bunga acuan sebesar 0,75 poin persentase dalam upaya untuk melawan inflasi."Emas akan berada dalam masalah jika Powell mampu meyakinkan pasar bahwa mereka tidak hanya akan tetap agresif dengan pengetatan, tetapi mereka juga akan mempertahankan suku bunga bahkan ketika penurunan ekonomi memburuk," kata Ed Moya, analis di platform perdagangan daring OANDA.

Menurut dia, volatilitas emas akan tetap meningkat setelah pertemuan FOMC (Komite Pasar Terbuka Federal) karena harga kemungkinan akan memiliki alasan kuat untuk pergerakan menuju 1.600 dolar AS atau di atas level 1.700 dolar AS.

Sementara itu, Departemen Perdagangan AS melaporkan Selasa (20/9/2022) bahwa perumahan yang mulai dibangun di AS rebound 12,2 persen ke tingkat tahunan yang disesuaikan secara musiman 1,575 juta unit pada Agustus, memberi tekanan lebih lanjut terhadap logam kuning.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun 17,5 sen atau 0,9 persen, menjadi ditutup pada 19,183 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober naik 4,30 dolar atau 0,47 persen, menjadi ditutup pada 922,80 dolar per ounce.

 

sumber : Antara/Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement