Jumat 23 Sep 2022 13:51 WIB

Dewan Pakar MES: Ghirah Ekonomi Syariah Masyarakat Semakin Kuat

Penguatan ekosistem secara masif akan membangun ekonomi syariah secara kaffah.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nidia Zuraya
Ekonomi syariah (ilustrasi)
Foto: aamslametrusydiana.blogspot.com
Ekonomi syariah (ilustrasi)

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Penguatan ekosistem secara masif menjadi kunci utama pengembangan ekonomi syariah di Tanah Air. Hal tersebut membutuhkan sektor keuangan syariah yang kuat sebagai penggerak, sehingga dapat menjadi lokomotif baru bagi ketahanan ekonomi nasional.

Ketua Dewan Pakar Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Perry Warjiyo mengatakan perkembangan ekonomi syariah terus meningkat saat ini. Ini menjadi peluang besar karena semangat sinergi dan kolaborasi semakin besar.

Baca Juga

"Kelihatan sekarang ghirah masyarakat untuk mengembangkan ekonomi syariah semakin kuat," ujar Perry dalam acara Islamic Finance Summit 2022 yang diselenggarakan MES bekerja sama dengan Infobank dan Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo), Kamis (22/9/2022).

Dengan penguatan ekosistem secara masif akan membangun ekonomi syariah secara kaffah. Penguatan ekosistem ekonomi syariah menjadi sangat penting karena berkaitan dengan produk sektor unggulan seperti di bidang makanan halal, fesyen, pariwisata, hingga farmasi dan lain-lain.

Ekosistem berkaitan dengan mata rantai dari sisi produksi, keuangan, pemasaran, termasuk juga digitalisasi. Maka membangun ekosistem end to end menjadi penting, dan lebih dari itu, ekosistem juga berkaitan dengan unit-unit usaha.

Menurut Perry, ekosistem merupakan satu dari tiga kunci untuk memajukan dan memakmurkan ekonomi keuangan syariah bagi kesejahteraan masyarakat, selain pentingnya sinergi dan literasi. Penguatan ekosistem ekonomi syariah ini pun terlihat sejak 10 tahun terakhir.

Indonesia terus meningkatkan kinerjanya sebagai salah satu pemain ekonomi keuangan syariah dunia yaitu berada di peringkat ke-4 pada 2021/2022. Dalam level global, Indonesia pun menempati peringkat ke-2 untuk makanan halal, dan peringkat ke-3 untuk fesyen muslim.

Kemudian untuk keuangan digital syariah global khususnya Islamic Fintech, Indonesia mengalami peningkatan dari sebelumnya peringkat ke-4 pada 2021, menjadi peringkat ke-3 pada 2022. Pertumbuhan usaha syariah di Indonesia juga terus menunjukkan perbaikan, pada kuartal II 2022, sektor unggulan halal value chain tumbuh 4,73 persen secara tahunan.

Perry yang juga menjabat sebagai Gubernur Bank Indonesia pun menekankan bahwa penguatan ekosistem ekonomi syariah berkaitan erat dengan kebijakan-kebijakan fiskal, berkaitan dengan sektor riil dan sektor keuangan. Dengan penguatan ekosistem ekonomi syariah, kata dia, menghadirkan produk yang kompetitif, memperkuat mata rantai produksi, keuangan, hingga pemasaran digital.

"Penguatan ekosistem ekonomi syariah juga berdampak pada penguatan unit usaha, misalnya dari pondok pesantren sampai unit usaha-usaha besar," katanya.

Hal itu, kata dia tak terlepas dari sinergi yang merupakan kolaborasi dengan semangat gotong royong dari seluruh pemangku kepentingan. Sinergi menjadi kekuatan untuk bersama-sama memajukan ekonomi syariah sesuai garis kebijakan pemerintah.

Literasi menjadi ruh atas penguatan tersebut. Indeks Literasi Ekonomi Syariah terus meningkat pesat, yaitu pada 2019  sebesar 16,3 persen menjadi 20,1 persen pada 2021.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement