EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan migrasi gas LPG ke kompor listrik belum tentu untuk kalangan masyarakat bawah. Menurut dia, akhirnya seperti asumsi migrasi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke kendaraan listrik, kompor listrik akan masuk ke penghuni apartemen atau perumahan.
“Kompor listrik itu, ini asumsinya akhirnya akan masuk di apartemen, di perumahan, belum tentu yang (masyarakat) bawah," ujar Erick usai rapat dengan Komisi VI DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta Pusat, Rabu, (21/9). “Itu belum tentu, kan saya tidak bilang tidak.”
Adapun program yang dilakukan oleh PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN di desa-desa di Solo dan Bali, kata Erick, itu adalah uji coba. Penggunaan LPG akan tetap berjalan, tidak bisa langsung dihilangkan.
Menurut dia, saat ini pemerintah masih merapikan peta biru mengenai energi nasional. “Seperti kita impor BBM dari tahun 2003. Nah karena itu kita coba yang namanya motor dan mobil listrik,” kata dia.
Erick mencontohkan target penggunaan sepeda motor dan mobil listrik adalah 50 persen. Untuk mencapai itu, perlu proses sulit karena produksi sepeda motor dan mobil listrik serta chip semi konduktor sedang mengalami kesulitan.
“Artinya kan tidak mudah. Tetapi apa kita musti kasih bendera putih? Kan enggak, orang lagi begini. Makanya ada terobosan yang namanya B40 dinaikkan dari B30, plus nanti mengenai etanol, Bagaimana etanol menjadi campuran untuk BBM,” ucap dia.
Menurut Erick, transisi ke sepeda motor dan mobil listrik itu, migrasi LPG ke kompor listrik pun serupa dan masih terus dirembuk oleh seluruh pemangku kepentingan. Dengan demikian, sepeda motor dan mobil biasa masih bisa dipakai, termasuk LPG yang tidak bisa langsung dihilangkan.
Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Rida Mulyana pun telah menyatakan pemerintah siap membagikan paket kompor listrik dengan harga sekitar Rp 1,8 juta. Satu paket kompor listrik itu terdiri atas dua tungku, satu alat masak, dan satu miniature circuit breaker atau MCB.
Tetapi, Kementerian ESDM belum bisa memastikan berapa perubahan daya listrik sebagai konsekuensi program konversi ke kompor listrik tersebut. “Rp 1,8 juta itu rencana awal dengan dua tungku yang sama kapasitasnya," katanya.