EKBIS.CO, JAKARTA -- Perusahaan farmasi milik BUMN Bio Farma meneken kerja sama dengan perusahaan farmasi Inggris Profactor Pharma, di KBRI London, Inggris, Jumat (30/9/2022). Kerja sama itu adalah wujud usaha pemerintah memperkuat sistem ketahanan kesehatan nasional, dan menjadi misi pemerintah usai sukses mengatasi pandemi Covid-19.
Menteri BUMN Erick Thohir turut hadir dalam acara itu dan mengatakan pemerintah terus mengerahkan segenap usaha dan tenaga guna mengantarkan Indonesia menciptakan resiliensi dalam sistem pelayanan kesehatan nasional. Kerja sama dengan Profactor Pharma, kata Erick, menjadi bagian usaha BUMN untuk terlibat aktif dalam memperkuat ekosistem pelayanan kesehatan.
"Sebagai tuan rumah G-20, salah satu fokus utama Indonesia adalah menitikberatkan pada sektor kesehatan. Penekanan kerja sama ini adalah bentuk penguatan sistem pelayanan kesehatan bagi publik," ujar Erick dalam keterangan tertulisnya dari London.
Erick mengatakan, Bio Farma adalah perusahaan farmasi terbesar di Asia Tenggara telah aktif mengembangkan vaksin dalam mencegah penyakit, utamanya pascapandemi Covid-19. Dengan kapasitas produksi hingga 3,5 miliar dosis serta mampu menghasilkan 14 jenis vaksin untuk berbagai penyakit, Bio Farma telah menyebarkan produknya ke berbagai pelosok dunia. "Indonesia sebagai bagian dari ekosistem pelayanan kesehatan terutama vaksin lewat Bio Farma. Sebagai presidensi G-20, Indonesia memiliki kewajiban untuk terlibat aktif dalam membantu banyak negara, terutama yang membutuhkan suplai vaksin," ucap Erick.
Kerja sama dengan Profactor Pharma, diharapkan Erick, akan semakin memaksimalkan kinerja Bio Farma. Terutama terkait misi untuk menghasilkan produk farmasi berkualitas dan terjangkau bagi masyarakat di berbagai belahan dunia. "Sebagai perusahaan farmasi kelas dunia, tugas Bio Farma untuk terus berinovasi guna meningkatkan kualitasnya. Kebutuhan farmasi yang disuplai Biofarma sudah bukan sekadar kebutuhan nasional melainkan global," sambung Erick.
Kerja sama dengan Profactor Pharma juga akan terkait proyek Factor VIII Recombinant. Hal ini terkait pengembangan obat untuk penderita penyakit hemofilia dan rendahnya kadar faktor VIII. Biofarma akan mendapat hak eksklusif untuk pengembangan Factor VIII Recombinant secara global, khususnya di Asia. "Selain lisensi juga akan ada kerja sama berbentuk transfer teknologi yang akan semakin memperkuat kualitas Bio Farma dalam mengembangkan farmasi yang akan sangat bermanfaat secara nasional maupun global," ucap Erick.
Erick berharap dengan kerja sama ini Indonesia mampu menciptakan sistem kesehatan yang semakin kuat. Tidak hanya secara nasional, tapi juga menjadi bagian fundamental dalam memperkuat sistem kesehatan global. Demi misi itu, pemerintah membuat sejumlah terobosan, di antaranya dengan menciptakan wilayah sentra kesehatan khusus. Wilayah sentra kesehatan khusus ini dikolaborasikan dengan pariwisata.
"Ini seperti Sanur Special Economic Zone (SEZ) yang merupakan daerah tujuan medical tourism kelas dunia yang sedang kita kembangkan," kata Erick, dalam siaran persnya.
Ketua sekaligus Direktur Profactor, David Brown, mengatakan kerja sama Bio Farma dan Profactor ini akan meningkatkan pelayanan kepada publik khususnya pasien hemofilia.
“Kita tahu vaksin sulit sewaktu pandemi, selain harganya mahal, suplainya juga terbatas. Teknologi rekombinan ini membuat proses pembuatan obat akan menjadi lebih cepat dengan harga terjangkau,” ujar David.