EKBIS.CO, UNGARAN--Sedikitnya 37,8 ton komoditas bahan pangan produksi petani/peternak dari berbagai daerah di Jawa Tengah, terserap oleh aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan pemerintahan di Provinsi Jawa Tengah.
Beberapa di antarannya merupakan kelompok komoditas pangan yang kerap memicu gejolak (volatile food) di tengah-tengah masyarakat, seperti telur ayam yang beberapa waktu lalu harganya sempat melambung.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan (Dishanpan) Provinsi Jawa Tengah, Dyah Lukisari, mengatakan, kegiatan membantu menyerap produk petani/ peternak muncul sebagai bentuk kepedulian terhadap harga beberapa komoditas di produsen yang rendah.
Situasi ini jamak mengakibatkan para petani yang sudah bersusah payah memproduksi hasil pertanian menjadi merugi dan tak jarang membuat mereka enggan memanen hasil produksi pertaniannya sendiri.
Maka, gerakan ASN membantu petani pun digulirkan oleh Gubernur Jawa Tengah guna menyiasati problem ini. "Eman (red; sayang) kalau tidak dipanen," ungkapnya, di kantornya, kompleks Tarubudaya, Ungaran, Kabupaten Semarang, Jumat (7/10/2022).
Di satu sisi, lanjutnya, beberapa komoditas merupakan produk pangan yang jamak memicu gejolak di tengah masyarakat, seperti telur ayam ras yang sebelumnya sempat mengalami kenaikan harga yang cukup signifikan.
Data Dishanpan Provinsi Jawa Tengah, dari 37,8 ton hasil pertanian tersebut meliputi tomat mencapai 9.463 kilogram, kubis 16.852 kilogram serta telur ayam ras sebanyak 8.485 kilogram.
Dishanpan mendistribusikan komoditas tersebut dalam bentuk satu paket. Sampai hari ini terkumpul 8.183 paket. Yang mana, paket tersebut dikirim ke OPD atau instansi mulai Kamis ini. "Baik di wilayah Kota Semarang, maupun ke luar daerah mulai dari daerah arah Rembang, arah Solo, arah Kebumen, arah Pekalongan, arah Banjarnegara serta Kabupaten Cilacap," tambah Dyah.
Peternak dari Kelompok Tani Budi Doyo, Kecamatan Talun, Kabupaten Pekalongan mengungkapkan, harga telur ayam ras yang dibeli para ASN sebesar Rp 25 ribu per kilogram sudah cukup membuat para peternak untung.
Karena uang masih bisa diputar kembali untuk berproduksi. Dan, yang penting untuk menjual hasil produksi telur mereka juga sudah pasti dan peternak tidak mengalami kesulitan.
“Alhamdulilah sangat membantu, kalau bisa kirimnya ke sini (dishanpan) terus, walaupun jaraknya jauh bisa saya memasok 1 ton. Karena harganya bisa untuk putaran operasional di kandang," jelasnya.