EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan berjanji pemerintah akan mempermudah penyaluran subsidi kedelai yang dialokasikan sebesar Rp 1.000 per kg. Pihaknya memahami para perajin tahu tempe yang menjadi sasaran subsidi kedelai mengalami kesulitan untuk memenuhi syarat-syarat penerima subsidi.
Zulkifli mengatakan, pemerintah telah sepakat untuk memperpanjang penyaluran subsidi kedelai hingga akhir tahun. Pasalnya, realisasi penyaluran subsidi yang dilaksanakan selama April-Juli 2022 lalu hanya 80,2 ribu ton atau 10 persen dari target subsidi kedelai sebesar 800 ribu ton.
"Itu baru terpakai sekitar 10 persen, makanya saya sedang usulkan agar syaratnya dipermudah untuk dapat Rp 1.000 per kg, jangan sampai harus punya ini itu," kata Zulhas, sapaan akrabnya, saat ditemui di Jakarta, Kamis (11/10/2022).
Seperti diketahui, program subsidi kedelai yang dilaksanakan pada April-Juli lalu terhambat penyalurannya akibat persoalan data penerima. Salah satunya, akibat banyaknya izin operasonal koperasi perajin tahu dan tempe yang sudah mati karena tidak diperpanjang.
Sementara, penyaluran subsidi kedelai menuntu persyaratan administrasi yang lengkap agar anggaran subsidi dapat dicairkan oleh pemerintah.
Adapun, dana subsidi itu bersumber dari anggaran cadangan stabilisasi harga pangan (CSHP) yang dialokasikan sebesar Rp 955 miliar.
Total anggaran tersebut berdasarkan asumsi perhitungan 200 ribu ton kedelai setiap bulannya yang diberikan selama empat bulan. Jumlah itu dikali Rp 1.194 per kg. Di mana, Rp 1.000 per kg merupakan biaya penggantian selisih harga dan Rp 194 per kg menjadi margin fee untuk Bulog sebagai penyalur.
Ketua Umum Gabungan Koperasi Tahu dan Tempe Indonesia (Gakoptindo), Aip Syarifuddin mengatakan, perpanjangan penyaluran subsidi kedelai yang dijanjikan pemerintah masih proses persiapan data.
Ia menjelaskan, pencairan subsidi masih menunggu data koperasi tahu dan tempe penerima yang akan ditetapkan oleh Kementerian Koperasi dan UKM.
Adapun berdasarkan data terbaru Gakoptindo yang diterima Republika, total kebutuhan kedelai oleh para perajin di 17 provinsi mencapai 158,8 ribu ton. Volume tersebut dibutuhkan untuk produksi tahu dan tempe sepanjang Oktober-Desember 2022.
Aip memastikan, para koperasi juga sudah selesai mengurus perizinan usahanya sehingga nantinya dapat menerima subsidi.
"Intinya, kalau boleh urusan administrasi tidak usah ribet, karena masalah administrasi, perajin tahu dan tempe itu kurang bagus," kata dia.