EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengungkapkan, telah mendapat arahan khusus dari Presiden Joko Widodo untuk menjaga harga beras. Presiden meminta harga beras jangan sampai naik.
"Mikirin harga beras naik. Saya dua kali dapat telepon (dari presiden), kalau bisa beras jangan naik kata Pak Presiden," ujarnya dalam konferensi pers Jakarta Muslim Fashion Week 2023 di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Rabu (12/10/2022).
Tak hanya beras, ia melanjutkan, Jokowi pun mengarahkan agar harga pangan lain juga dijaga. Meliputi sembilan bahan pokok seperti ayam, telur, cabai, daging dan lainnya.
Zulkifli mengatakan, arahan itu disampaikan karena dunia akan memasuki masa resesi. Ia pun memaparkan penyebab naiknya harga beras, di antaranya karena harga gabah naik.
Saat ini, kata dia, pengusaha swasta ikut membeli gabah dengan harga tinggi. "Berebut dengan swasta, sementara Bulog patokannya HET (Harga Eceran Tertinggi) ditentukan harganya, misalnya harga gabah HET Bulog beli Rp 4.200. Swasta bisa beli Rp 5.000 ya Bulog nggak bisa beli," jelasnya.
Ia menambahkan, sebenarnya Bulog berfungsi menstabilkan harga beras. "Harusnya fungsi Bulog sebagai stabilisasi beli harga tinggi jual murah, nah memang peraturan baru ini Bulog sebagai bagian dari BUMN dulu kan Bulog sebagai stabilisasi. Dengan begitu swasta berlomba-lomba membeli gabah, harganya jadi mahal. Otomatis produk jadinya, beras naik," tutur Zulkifli.
Guna menekan harga beras, Mendag menyebutkan, pemerintah tengah membahas soal subsidi beras. Ada dua pilihan subsidi yang dibahas, pertama subsidi dari segi biaya transportasi dan selisih harga.
"Nanti ini apakah transport yang disubsidi atau kalau selisih harga, ini lagi kita bahas," ujar dia. Meski begitu, Ia meminta masyarakat tidak khawatir karena harga beras Bulog akan tetap sesuai HET.