EKBIS.CO, JAKARTA -- Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo mengatakan BUMN terus membantu pemerintah dalam meningkatkan inklusi keuangan. Pria yang akrab disapa Tiko itu menyebut Indonesia telah mendorong inklusi keuangan sejak 10 tahun lalu.
"Tapi baru makin kencang pada 2010 hingga 2015, yang mana pemerintah memperkenalkan dua instrumen yaitu agen banking dan KUR. Saat ini, pertumbuhan inklusi tersebut mencapai 50 persen dan 84 persen," ujar Tiko saat menjadi pembicara dalam SOE International Conference di sesi diskusi panel di Nusa Dua, Bali, Senin (17/10).
Tiko menyampaikan PT BRI (Persero) menjadi bank terdepan dalam proses revolusi ini. Hal ini tak lepas karena BRI memiliki jumlah agen banking terbesar dan juga mendapatkan amanah sebagai penyelenggara KUR.
Tiko mengatakan dua keunggulan ini membuat BRI dapat menjangkau wilayah yang selama ini tidak terjangkau layanan bank. Menurut Tiko, program BRI tersebut merupakan inovasi yang jenius dalam menghadirkan layanan bank. Tiko menyampaikan BRI melalui holding ultra mikro bersama PNM dan Pegadaian juga berkolaborasi dalam program Mekaar untuk ibu-ibu.
"Kita punya program Mekaar untuk perempuan yang ada di rural area. Ini jumlahnya juga masif. Kami membina bagaimana mereka membuat model arus kas dan lain-lain. Tujuannya untuk mengembvangkan bisnis mereka," lanjutnya.
Setelah skala usaha meningkat, ucap Tiko, para nasabah PNM Mekaar bisa kian membesarkan membesarkan usahanya lewat akses KUR dengan rate bunga 6 persen. Tak hanya itu, Tiko mengatakan nasabah ini juga dapat mengakses kredit asuransi.
"Ini lah kenapa pengusaha baru di Indonesia tumbuh sangat signifikan. Sekarang bagaimana kita menjangkau unbanked people. Jadi, akses keuangan ke bank lewat KUR, di bawah itu lewat PNM Mekaar, dan ada yang lewat Pegadaian. Dengan begitu, setiap orang bisa mengakses pinjaman yang berbeda, dengan sistem atau skema yang berbeda. Ini yang terus kita kembangkan," kata Tiko menambahkan.