EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Global Digital Niaga Tbk atau Blibli siap melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada awal November mendatang. Perusahaan percaya diri melakukan penawaran saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) meski ancaman resesi tengah ramai.
CEO dan Co-Founder Blibli Kusumo Martanto menjelaskan, kepercayaan diri itu muncul karena melihat perekonomian makro Indonesia masih sangat mendukung. "Kita beruntung ada di Indonesia," ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (18/10).
Ia menambahkan, perusahaan berani IPO sekarang karena kepercayaan konsumen masih tinggi. Didukung pula oleh naiknya aktivitas masyarakat pascapandemi Covid-19.
Kusumo menuturkan, potensi bisnis perusahaan ke depan masih sangat besar. "Pada 2020 saja, size potensi sebesar 257 miliar dolar AS. Ini akan terus bertumbuh pada 2025 menjadi lebih dari 400 miliar dolar AS lebih tinggi dari GDP-nya Indonesia," tutur dia.
CEO Tiket.com George Hendrata menambahkan, alasan PT Global Digital Niaga melakukan IPO sekarang karena kondisi pasar baik, pertumbuhan cepat sekali, dan margin-nya luar biasa. Ia pun meyakini, dengan bisnis model omnichannel yang menggabungkan ketiga platform yakni, Blibli, Tiket.com dan Ranch Market, perseroan bakao menjadi perusahaan teknologi besar.
“Dalam waktu singkat berani janjikan. Kami komit capai target 2022 kita," tegasnya.
Dirinya menuturkan, penggabungan ekosistem ketiga platform tersebut menghasilkan potensi sinergi besar. Alasannya, masing-masing lini bisnis memiliki siklus positif.
Ia melanjutkan, di luar negeri perusahaan sejenis sudah melakukan IPO karena pasarnya besar dan potensi sinerginya juga besar. "Kenapa omnichannel? Karena di Indonesia offline masih tumbuh besar, tapi online pun tumbuh sangat cepat," jelas George.
Perlu diketahui, Blibli dijadwalkan melantai di bursa pada 7 November 2022 mendatang dengan kode BELI. Dalam IPO-nya, Blibli menawarkan sebanyak 17,77 miliar saham atau sebesar 15,00 persen dari modal ditempatkan dan disetor. Dengan harga penawaran awal Rp 410 hingga Rp 460, perseroan menargetkan dana sebesar Rp 8,17 triliun.