Rabu 19 Oct 2022 13:19 WIB

PIHC Siapkan Antisipasi Pengamanan Pupuk Jika Terjadi Resesi 2023

PIHC berupaya jaga pengamanan pupuk lewat bahan baku dari luar negeri

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pekerja mengangkut karung pupuk urea di gudang lini 3 Jatibarang, Indramayu, Jawa Barat. PT Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC) menyatakan telah menyiapkan strategi untuk mengamankan bahan baku impor untuk pupuk di tahun depan jika terjadi resesi ekonomi global yang berdampak pada kenaikan harga pupuk dunia.
Foto: ANTARA/Dedhez Anggara
Pekerja mengangkut karung pupuk urea di gudang lini 3 Jatibarang, Indramayu, Jawa Barat. PT Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC) menyatakan telah menyiapkan strategi untuk mengamankan bahan baku impor untuk pupuk di tahun depan jika terjadi resesi ekonomi global yang berdampak pada kenaikan harga pupuk dunia.

EKBIS.CO,  BADUNG -- PT Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC) menyatakan telah menyiapkan strategi untuk mengamankan bahan baku impor untuk pupuk di tahun depan jika terjadi resesi ekonomi global yang berdampak pada kenaikan harga pupuk dunia.

Direktur Utama Pupuk Indonesia, Bakir Pasaman, mengatakan, bahan baku pupuk yang diimpor yakni Phospat dan Kalium yang diperlukan untuk memproduksi pupuk NPK. Jika terjadi resesi, Bakir tak menampik akan berdampak pada kenaikan harga dua bahan baku itu.

"Tapi, kami sudah mencanangkan strategi gimana dapatkan bahan baku pupuk dari luar negeri dengan harga kompetitif karena kita ingin harga pupuk serendah mungkin," kata Bakir saat mengecek kios pupuk non-subsidi Pupuk Indonesia di Canggu, Badung, Bali, Selasa (18/10/2022).

Bakir mengatakan, perseroan menjamin penyediaan pupuk baik subsidi maupun non subsidi bagi para petani dengan harga yang tetap terjangkau. Pupuk Indonesia, kata dia, juga mulai membangun jaringan kios yang khusus menyediakan pupuk non subsidi agar petani lebih mudah mendapatkan pupuk dari Pupuk Indonesia.

Terlepas dari adanya ancaman resesi di tahun depan, ia menilai sektor pertanian secara umum tidak akan terkena dampak besar jika memang terjadi resesi ekonomi. Hal itu terlihat dalam dua tahun terakhir di mana sektor pertanian tetap tumbuh di saat masa pandemi Covid-19.

"Kami optimistis resesi tidak akan menyentuh pertanian. Ini kesempatan yang bagus juga untuk pengusaha pupuk komersial bahwa jangan terlalu khawatir terhadap resesi," ujarnya.

Hingga 3 Oktober 2022, Pupuk Indonesia tercatat telah menyalurkan sebanyak 5,565 juta ton pupuk subsidi atau sudah mencapai 69,2 persen dari alokasi yang ditetapkan oleh Kementerian Pertanian.

Dari volume tersebut, realisasi penyaluran pupuk Urea tercatat sebesar 2,883 juta ton, pupuk NPK sebanyak 2,063 juta ton, pupuk SP-36 sebanyak 163.467 ton, pupuk ZA sebanyak 220.439 ton, dan pupuk organik sebanyak 233.889 ton.

Sementara itu, Mantan Menteri Keuangan RI, Chatib Basri dalam forum SOE International Conference di Nusa Dua Bali, Selasa (18/10/2022), mengungkapkan kemungkinan resesi global akan terjadi di tahun depan namun sangat kecil berdampak pada Indonesia hingga menyebabkan pertumbuhan negatif.

Chatib juga memproyeksi kebijakan moneter Indonesia akan menjadi lebih ketat untuk meredam laju inflasi. Untuk itu, ia menekankan bahwa kondisi ekonomi RI di tahun depan akan bergantung pada pemerintah, dalam hal ini kebijakna fiskal.

"Melakukan ekspansi fiskal untuk mengurangi masalah perlambatan ekonomi, ini perlu dibarengi di tengah kebijakan pengetatan moneter," jelasnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement