Rabu 02 Nov 2022 19:59 WIB

Mentan Syahrul Minta Industri Serap Jagung dari Petani Lokal

Mentan Syahrul berharap industri pakan ternak beri harga yang kompetitif ke konsumen

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mendorong para pelaku usaha dan industri pakan untuk melakukan penyerapan jagung dan produk lokal seperti dedak yang diproduksi petani seluruh Indonesia.
Foto: Antara/Anis Efizudin
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mendorong para pelaku usaha dan industri pakan untuk melakukan penyerapan jagung dan produk lokal seperti dedak yang diproduksi petani seluruh Indonesia.

EKBIS.CO,  PASURUAN -- Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mendorong para pelaku usaha dan industri pakan untuk melakukan penyerapan jagung dan produk lokal seperti dedak yang diproduksi petani seluruh Indonesia.

Hal itu diungkapkan SYL saat meresmikan perusahaan pakan swasta yang berinvestasi di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur."Saya berharap dengan adanya pabrik pakan disini akan memberikan nilai manfaat jangka panjang bagi masyarakat sekitar, terutama penyerapan bahan baku pakan lokal seperti jagung, dedak dan sebagainya yang akan mendorong pengembangan ekonomi pedesaan," ujar Syahrul melalui keterangan resmi Kementan, Rabu (2/11/2022).

Syahrul menuturkan, berdasarkan hasil survei BPS mengenai struktur ongkos usaha peternakan, komponen pakan memiliki kontribusi 56,95 persen terhadap total biaya pada budidaya ayam ras pedaging di tingkat peternakan rakyat. Sedangkan untuk budidaya ayam ras petelur, kontribusi pakan mencapai 70,97 persen.

Karena itu, menurutnya, pabrik pakan dapat menyerap bahan baku pakan dari petani setempat sehingga harga pakan untuk peternak diharapkan lebih dapat terjangkau.

"Disisi lain saya berharap pabrik pakan memberikan pengaruh ke harga pangan asal ternak yang lebih kompetitif di tingkat konsumen. Yang pasti kita harapkan nantinya ada kerjasama yang saling menguntungkan, antara petani, dan peternak, serta masyarakat sekitar," katanya.

Syahrul mengatakan, pertanian dan peternakan adalah sektor yang memberi solusi kongkrit bagi tumbuh kembangnya sebuah ekonomi. Kontribusi keduanya bahkan terbukti menjadi kunci utama bagi bangsa Indonesia dalam menghadapi krisis dunia.

Sejauh ini, menurutnya Indonesia mampu menguatkan ekonomi dari ancaman pandemi dan krisis lainya. Indonesia bahkan menjadi negara terkuat pada sistem ketahanan pangan setelah FAO dan IRRI memberi penghargaan swasembada beras selama tiga tahun berturut-turut.

"Dalam menghadapi global warming, dampak covid-19 dua tahun setengah, dimana ekonomi sedang tergoncang, pangan bersoal di seluruh negara, Indonesia adalah salah satu negara yang sangat survive menghadapi tantangan itu," kata dia. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement