EKBIS.CO, JAKARTA -- Saat ini keberadaan museum menjadi bagian yang tidak terpisahkan bagi kehidupan masyarakat Indonesia. Museum sebagai sarana untuk menyimpan dan memperkenalkan sejarah serta kebudayaan yang ada masyarakat terdahulu.
Keberadaan museum menjadi suatu hal yang sangat penting dengan nilai pendidikan karakter sekaligus sejarah yang ada. Namun, kesadaran masyarakat terutama generasi penerus banga terkait keberadaan museum masih rendah sehingga banyak yang mengabaikan keberadaan museum.
Padahal mengunjungi museum dapat menjadi suatu pembelajaran sejarah yang menarik dan menyenangkan. Oleh sebab itu, membangkitkan kembali kesadaran dan rasa keingintahuan generasi muda dan masyarakat umum akan keberadaan museum sangatlah penting melalui kunjungan museum.
Tepat di Momen Museum Nasional yang diperingati pada 12 Oktober, menjadi momen yang pas untuk mewujudkan hal ini. Pada 12 Oktober ditetapkan sebagai Hari Museum Nasional atas dasar hasil Musyawarah Museum se-Indonesia (MMI) yang pertama kali digelar pada 12 sampai 14 Oktober 1962 yang menghasilkan sepuluh resolusi.
Kemudian, setelah peristiwa MMI tersebut Hari Museum Indonesia disepakati dan dideklarasikan di Malang pada 26 Mei 2015. Pada Hari Museum Nasional 2022, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi sangat gesit menjadi momen yang tepat untuk mengenalkan museum melalui teknologi sehingga akan lebih menyenangkan.
Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta berkolaborasi dengan Skolla, UPK Perkampungan Budaya Betawi, beserta kolaborator lainnya, meluncurkan Pameran 10 Siklus Kehidupan Masyarakat Betawi di Metaverse. Skolla merupakan platform belajar yang berfokus untuk mengembangkan metode pembelajaran berbasis teknologi immersive.
CEO Skolla Devlin Hazrian Saleh mengatakan adanya kolaborasi ini sebagai suatu sarana pendidikan karakter kebudayaan dalam melestarikan budaya Betawi, menampilkan sepuluh siklus masa kehidupan masyarakat Betawi dari semenjak lahir hingga akhir hayat. Melalui berbagai medium seni, seperti seni lukis, komik, digital, dan animasi yang dibuat oleh seniman Betawi, karya-karya tersebut memiliki sisi edukasi seputar keagamaan, kekeluargaan, serta kemasyarakatan.
Selain luring, pameran ini juga diadakan dengan menggunakan Skollaverse (Ruang Metaverse Skolla) dalam bentuk Metaverse sehingga akan terkesan lebih menyenangkan.“Kami memulai gerakan ini sejak 2015 di Yogyakarta dan hari ini kami hadir secara masif dan kolaboratif untuk mempersembahkannya kepada bangsa Indonesia. Kami yakin dengan teknologi masa depan, kita mampu meroketkan talenta kita dengan kebudayaan dan jati diri bangsa bersama mewujudkan #IndonesiaNaikKelas,” ujarnya, Kamis (3/11/2022).
Menurutnya saat ini dibutuhkan yang virtual agar masyarakat mendapatkan akses yang lebih mudah dapat belajar Budaya Betawi. “Melalui adanya pameran ini, diharapkan mampu memberikan semangat inklusif dan kesempatan bagi siapa saja dan dimana saja untuk dapat belajar sejarah kebudayaan Betawi melalui Metaverse,” ucapnya.