EKBIS.CO, JAKARTA -- Seiring kemajuan teknologi, tantangan industri manufaktur kian kompleks. Adaptasi dengan teknologi menjadi sebuah keharusan, khususnya dengan Artificial Intelligence (AI) yang dapat mempermudah kinerja dan menghemat waktu.
Teknologi AI dapat membuat industri manufaktur Indonesia meningkatkan daya saing secara signifikan. Pasalnya, AI dapat dimanfaatkan di setiap proses bisnis, mulai dari meningkatkan layanan pelanggan, memudahkan pekerjaan karyawan, sampai membantu pengelolaan aset yang optimal.
Hal inilah yang dapat disimpulkan dari seminar 'Transforming the Future of Manufacturing Through AI and Hybrid Cloud' yang dihelat Kitatama bersama Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) dan Asosiasi Pengusaha Indonesia Jawa Timur (Apindo Jatim) serta disponsori IBM.
Di hadapan IT profesional dari puluhan perusahaan manufaktur Jawa Timur, Wakil Ketua Umum Apindo Jatim, Utami Prasetyawati, mengatakan digitalisasi akan menjadi bagian penting dari pertumbuhan pelaku industri manufaktur, tidak hanya di Jawa Timur tetapi juga di Indonesia. Ia merujuk pada kesuksesan China yang berhasil menjadi negara industri berkat kemampuan menarik investasi asing dan melakukan transfer teknologi.
“Ini satu hal yang juga bisa kita lakukan untuk memajukan industri manufaktur di Jawa Timur dan juga Indonesia,” ungkap Utami.
Andi Fardiansyah selaku Country Technology Leader IBM Indonesia mengungkapkan komitmen IBM dalam mendukung pelaku industri manufaktur di Indonesia. “IBM siap membantu perusahaan manufaktur Indonesia meningkatkan produktivitas dan proses produksi melalui teknologi yang tepat,” ungkap Andi.
Pendekatan praktis yang dimiliki IBM, dijelaskan Andi akan membantu dalam mencapai hal tersebut. Hal yang paling mendasar adalah memastikan implementasi teknologi memberikan quick win atau manfaat yang langsung dirasakan. Secara bersamaan, seluruh solusi tersebut juga menjadi bagian dari proses transformasi digital yang menyeluruh.
“Dengan begitu, perusahaan Indonesia bisa menjadi yang terdepan di tengah perubahan bisnis yang begitu cepat,” ujar Andi.
Untuk menunjukkan manfaat AI, IBM Indonesia mendemonstrasikan beberapa contoh implementasi yang telah dilakukan bagi industri manufaktur. Salah satunya IBM Visual Inspector, solusi AI berbasis computer vision yang diimplementasikan di sebuah perusahaan otomotif. Solusi ini berfungsi mendeteksi produk yang tidak memenuhi standar berdasarkan citra yang ditangkap kamera.
Kehadiran IBM Visual Inspector membawa dampak yang sangat positif, khususnya dalam menemukan masalah. Sekitar 250 produk di bawah standar dapat ditemukan setiap harinya.
Berbekal temuan tersebut, perusahaan bisa langsung meneliti sumber masalah sehingga proses produksi tidak terganggu. Solusi ini mencegah beredarnya produk cacat di pasaran, sekaligus menurunkan risiko recall maupun rusaknya reputasi perusahaan.
Kemunculan Generative AI yang fenomenal itu juga dapat dimanfaatkan perusahaan manufaktur. Salah satunya untuk mengotomatisasi pengelolaan order. Dalam demonya, IBM menunjukkan chatbot yang memiliki kemampuan untuk memahami pemesanan dari pelanggan yang menggunakan bahasa sehari-hari.
Generative AI juga dapat digunakan pengambil keputusan di perusahaan untuk 'berdiskusi' dan mendapatkan temuan menarik dari berbagai data perusahaan.