EKBIS.CO, JAKARTA -- Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) mendorong adanya hilirisasi produk sektor perunggasan khususnya dari telur ayam ras. Hilirisasi produk diyakini akan membantu peningkatan konsumsi telur dalam negeri.
Kepala NFA Arief Prasetyo Adi menyebut hilirisasi menjadi salah satu kunci utama dalam keberhasilan skema closed loop perunggasan. Oleh sebab itu pihaknya terus mendorong peningkatan pasar baik melalui sosialisasi gerakan makan telur untuk mencegah stunting bersama pemerintah daerah maupun perdagangan komersil dengan memanfaatkan teknologi pengolahan pangan sebagaimana arahan Presiden Joko Widodo.
Arief sekaligus mengapresiasi peningkatan produksi jagung, telur, dan ayam sehingga pada saat ini diperkirakan surplusnya mencapai 5 persen. Untuk itu, ia mengimbau kepada seluruh stakeholder untuk dapat bersinergi dan saling bahu-membahu memperkuat sektor hilir sehingga kelimpahan produksi yang ada dapat dinikmati oleh pedagang dan masyarakat secara luas.
"Kita mengapresiasi Kementerian Pertanian yang terus berupaya meningkatkan produksi pangan khususnya jagung, telur, dan ayam yang mengalami surplus. Tugas kita selanjutnya yaitu memperkuat sektor hilir sehingga kelimpahan produksi tersebut bisa dinikmati masyarakat luas,” ujarnya, Jumat (11/11/2022).
Arief menegaskan, Closed Loop Perunggasan yang tengah dibangun saat ini merupakan upaya bersama untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan. Karena itu, diperlukan komitmen yang kuat dari seluruh pihak guna mewujudkan ekosistem pangan nasional yang tangguh dan berkelanjutan.
Lebih lanjut Arief memaparkan berbagai upaya yang telah dilakukannya untuk memperkuat skema closed loop tersebut. Ia menyebut pihaknya telah menyiapkan beberapa fasilitas cold storage dan 27 reefer container, fasilitasi distribusi jagung sebagai pakan ternak, hingga mendorong terbitnya Peraturan Menteri Keuangan Nomor 153 Tahun 2022 tentang Tata Cara Pemberian Subsidi Bunga Pinjaman Dalam Rangka Penyelenggaraan Cadangan Pangan Pemerintah yaitu sebesar 4,75 persen.
Sementara itu Arief, mengingatkan peran PT Berdikari sebagai BUMN Pangan di bidang peternakan menjadi sentral sehingga perlu didukung oleh seluruh pihak baik pemerintah, asosiasi, hingga pelaku usaha. Dengan begitu, ketika terjadi instabilitas pasokan dan harga pemerintah dapat menugaskan PT Berdikari untuk melakukan intervensi mengembalikan stabilitas pasokan dan harga telur.
“Berdikari kami tempatkan sebagai sentral baik dalam penyediaan GPS (Grand Parents Stock), off taker, hingga pengelolaan Cadangan Pangan Pemerintah di sektor ruminansia dan perunggasan. Jadi apabila harga anjlok, Berdikari menyerap dan jika harga tinggi akan dilakukan operasi pasar,” tegas Arief.
Direktur Utama Berdikari, menegaskan pihaknya siap mendukung upaya pemerintah dalam penerapan Closed Loop Perunggasan. Ia menekankan bahwa Berdikari merupakan mitra bagi seluruh pelaku usaha perunggasan khususnya para peternak mandiri.
Harry berharap langkah-langkah maju yang telah ditempuh di tengah keterbatasan yang ada menjadi jalan bagi kesuksesan industri peternakan nasional di masa mendatang. “Berdikari bukan saingan bagi pelaku usaha perunggasan, melainkan backbone bagi pemerintah, dan mitra bagi para peternak,” tegas Harry.
Harry juga menginformasikan bahwa saat ini Berdikari telah membuat produk olahan telur yang bisa disimpan dalam waktu 12 bulan tanpa pengawet. Menurutnya melalui teknologi pengolahan pangan yang bisa memperpanjang masa simpan tersebut, akan memperkuat sektor hilirisasi ayam dan telur.