EKBIS.CO, JAKARTA — PT Hutama Karya (Persero) memastikan pengerjaan Bendungan Semantok terus dilakukan dan ditargetkan dapat selesai pada akhir tahun ini. Dengan selesainya proyek tersebut maka nantinya Indonesia akan memiliki bendungan kedua terpanjang di Asia Tenggara.
Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Tjahjo Purnomo mengatakan Bendungan Semantok memiliki banyak manfaat. “Bendungan ini bisa mereduksi banjir dengan pola operasi waduk sehingga meminimalisir potensi banjir yang selama ini terjadi di daerah Nganjuk Utara,” kata Tjahjo dalam pernyataan tertulisnya, Jumat (11/11/2022).
Tjahjo menuturkan bendungan tersebut juga dapat melayani irigasi sawah 1.900 hektare. Begitu juga dengan penyediaan air baku 312 liter per detik dan pemeliharaan sungai di hilir bendungan 30 liter per detik.
“Tak hanya itu, bendungan ini juga akan menjadi destinasi wisata baru untuk menggerakkan perekonomian daerah serta juga menjadi konservasi lingkungan,” ucap Tjahjo.
Memiliki panjang tubuh bendungan 3,1 kilometer dengan tinggi bendungan 30 meter dari dasar pondasi bendungan, bendungan yang berlokasi di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur digarap oleh Hutama Karya dan PT Bangun Nusa. Selain itu juga berkolaborasi dengan PT Brantas Abipraya (Persero).
Tjahjo menambahkan, proyek pembangunan Bendungan Semantok dilaksanakan dengan empat paket pekerjaan. Untuk paket dua dan paket empat dikerjakan oleh KSO Hutama Karya-Bangunnusa dengan lingkup pekerjaan meliputi, pekerjaan tubuh bendungan, pekerjaan instrumentasi bendungan, hingga jalan puncak bendungan.
“Hutama Karya juga melakukan pekerjaan saluran pengelak berupa conduit, pekerjaan intake utama, pekerjaan hydromechanical, pekerjaan spillway, hingga pekerjaan gardu pandang dan penataan lansekap bendungan,” ungkap Tjahjo.
Tjahjo melanjutkan, Bendungan Semantok mampu menampung volume tampungan air total 32,673 juta meter kubik. Selain itu juga nemiliki tampungan mati 4,100 juta meter kubik dan tampungan normal 22,404 juta meter kubik.
“Sedangkan volume penyaluran air baku melalui bendungan ini mencapai 312 liter per detik atau setara dengan kebutuhan air bersih kurang lebih 28 ribu sambungan rumah,” ucap Tjahjo.
Tjahjo menuturkan, salah satu keunggulan dalam pembangunan bendungan ini adalah pemanfaatan konstruksi digital melalui penerapan Building Information Modelling (BIM) yang telah memenuhi Standar Manajemen Informasi berbasis ISO 19650. Konstruksi tersebut mendukung monitoring dan controlling pelaksanaan konstruksi.
“Nilai kontrak pembangunan Bendungan Semantok untuk Paket 2 dan Paket 4 yang ditangani oleh Hutama Karya adalah sebesar Rp 1,17 triliun,” ujar Tjahjo.
Kehadiran Bendungan Semantok akan menambah daftar jumlah tampungan air di Jawa Timur yang sebelumnya sudah selesai dibangun. Bendungan tersebut yakni Bendungan Tukul di Kabupaten Pacitan, Bendungan Tugu di Kabupaten Trenggalek, Bendungan Bendo di Kabupaten Ponorogo, dan Bendungan Gongseng di Kabupaten Bojonegoro.