Selasa 15 Nov 2022 13:54 WIB

Empat Strategi yang Jadi Tulang Punggung Pupuk Indonesia di Masa Depan

Pupuk Indonesia mulai memanfaatkan sumber energi terbarukan sekaligus kurangi emisi.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
Gudang Pupuk Subsidi Lini II Lampung. Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Bakir Pasaman mengatakan empat strategi pengembangan utama yang akan menjadi tulang punggung peningkatan profitabilitas perusahaan di masa datang.
Foto: Republika/Mursalin Yasland
Gudang Pupuk Subsidi Lini II Lampung. Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Bakir Pasaman mengatakan empat strategi pengembangan utama yang akan menjadi tulang punggung peningkatan profitabilitas perusahaan di masa datang.

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Bakir Pasaman mengatakan empat strategi pengembangan utama yang akan menjadi tulang punggung peningkatan profitabilitas perusahaan di masa datang. Keempat hal itu meliputi proyek pabrik amoniak dan urea, proyek pabrik NPK, pabrik Adjacent Chemical, serta proyek green and blue ammonia

"Hal ini ditandai dengan dimulainya konstruksi pabrik soda ash dan pabrik Pusri IIIB pada 2023 mendatang," ujar Bakir dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (15/11/2022).

Baca Juga

Dari pengembangan tersebut, ucap Bakir, Pupuk Indonesia ke depan tidak hanya sebagai produsen pupuk dalam negeri, tapi juga disiapkan menjadi perusahaan adjacent chemical dan energi sebagai bentuk transformasi dalam meraih masa depan.

Bakir menyampaikan perusahaan juga telah menetapkan pengembangan blue dan green ammonia dalam peta jalan dekarbonisasi Pupuk Indonesia yang terbagi dalam tiga tahap, meliputi jangka pendek (2023-2030), jangka menengah (2030-2040) hingga jangka Panjang (2040-2050).

Untuk jangka pendek, dia sampaikan, Pupuk Indonesia mulai memanfaatkan sumber energi terbarukan sekaligus mengurangi emisi dari hydropower yang diperoleh dari PLN. Bakir menilai sumber energi ini mulai menggantikan pemakaian minyak atau gas bumi sebagai sumber pembangkit listrik pada pabrik pupuk. 

"Pupuk Indonesia (PI Grup) juga akan melakukan revamping untuk meningkatkan efisiensi energi dan penurunan emisi karbon, serta memanfaatkan pabrik eksisting untuk green ammonia. Tidak hanya itu, emisi karbon juga akan dimanfaatkan untuk pengembangan produk soda ash," papar Bakir. 

Lalu pada jangka menengah, Pupuk Indonesia akan mulai mengembangkan blue ammonia. Bakir menjelaskan, karbon yang terbentuk dari proses produksi amonia dapat diinjeksi ke dalam tanah, melalui Carbon Capture Storage (CCS). Injeksi karbon ini akan lebih efisien jika dilakukan pada reservoir sumur minyak ataupun gas tua di Indonesia. 

"Saat ini kita sudah melakukan feasibility study dengan sejumlah perusahaan dari Jepang untuk hal tersebut," lanjut Bakir.

Sedangkan periode jangka panjang, Pupuk Indonesia akan melakukan pengembangan pabrik baru green ammonia dengan skala komersial, yang diproduksi menggunakan sumber energi terbaru seperti pembangkit tenaga air (hydro power) dan geothermal demi mewujudkan industri ramah lingkungan.

"Pupuk Indonesia optimistis akan menjadi pemain utama di sektor ini, karena didukung fasilitas dan sangat berpengalaman dalam pengelolaan produksi serta penyimpanan ammonia," kata Bakir.

Federasi Serikat Pekerja Pupuk Indonesia (FSPPI) mendukung pengembangan bisnis Pupuk Indonesia Grup. Ketua Presidium FSPPI sekaligus Ketua Umum Korps Karyawan Pupuk Kaltim (KKPKT) Satriyo Wahyu Harsoyo mengatakan karyawan tidak sekadar menuntut hak atas kesejahteraan, namun juga memahami langkah perusahaan dalam menentukan arah pengembangan bisnis yang dijalankan. 

"Upaya meningkatkan pemahaman karyawan terhadap strategi bisnis perusahaan ini terus didorong agar mampu berkontribusi lebih optimal melalui peningkatan kinerja secara signifikan," ucap Satriyo.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement