Rabu 16 Nov 2022 19:13 WIB

Erick Thohir: Kita Optimalkan Kereta Cepat Pertama di Indonesia

Erick menyampaikan KCJB merupakan salah satu proyek strategis nasional

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Gita Amanda
Rangkaian kereta inspeksi atau comprehensive inspection train (CIT) Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) menjalani uji coba operasional di Tegalluar, Kabupaten Bandung, Rabu (16/11/2022). Uji coba operasional KCJB tersebut menempuh jarak 15 kilometer dan melaju dengan kecepatan terbatas maksimal 80 kilometer per jam. Uji coba tersebut disaksikan langsung secara daring oleh Presiden Joko Widodo bersama Presiden China Xi Jinping di sela agenda KTT G20. Republika/Abdan Syakura
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Rangkaian kereta inspeksi atau comprehensive inspection train (CIT) Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) menjalani uji coba operasional di Tegalluar, Kabupaten Bandung, Rabu (16/11/2022). Uji coba operasional KCJB tersebut menempuh jarak 15 kilometer dan melaju dengan kecepatan terbatas maksimal 80 kilometer per jam. Uji coba tersebut disaksikan langsung secara daring oleh Presiden Joko Widodo bersama Presiden China Xi Jinping di sela agenda KTT G20. Republika/Abdan Syakura

EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri BUMN Erick Thohir mendukung penuh percepatan operasionalisasi Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB). Komitmen itu ditunjukkan melalui dukungan konsorsium BUMN yang terlibat dalam proyek ini, antara lain PT Kereta Api Indonesia (Persero) sebagai pemimpin konsorsium BUMN bersama dengan PT Jasa Marga (Persero) Tbk, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, dan PT Perkebunan Nusantara VIII.

Selain melalui konsorsium tersebut, lanjut Erick, dukungan juga diberikan oleh PT Wijaya Karya (Persero) Tbk sebagai anggota konsorsium kontraktor yang mendukung pekerjaan subgrade, stasiun dan beberapa pekerjaan kritikal lain, serta PLN untuk penyediaan listrik dan Telkomsel untuk frekuensi GSM-R (Global System for Mobile Communications-Railway).

Baca Juga

"Untuk menunjang kesiapan operasional dan komersialisasi proyek, sedang dibahas skema dukungan yang melibatkan Jasa Marga untuk akses tol, InJourney, Sarinah dan Peruri terkait pengembangan retail bisnis, serta Bank Mandiri dan Telkomsel terkait digitalisasi," ujar Erick pada Rabu (16/11/2022).

Erick menyampaikan KCJB merupakan salah satu proyek strategis nasional yang diproyeksikan akan memberikan dampak positif tidak hanya di sektor transportasi tetapi juga perekonomian. Erick menyebut hal ini menjadi momen bersejarah, tidak hanya menjadi salah satu ikon kerja sama Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Cina, namun juga akan makin mengintegrasikan antar moda transportasi di Jakarta dan Bandung.

"Kami akan terus optimalkan kereta cepat pertama di tanah air ini. Nanti jika sudah terhubung antar moda LRT di Jakarta, lalu kereta cepat, dan kereta lokal di Bandung, maka kita memiliki paket integrasi antar moda terbaik di tanah air," lanjut Erick.

Setelah pembangunan skala penuh dimulai pada Juni 2018, proyek kolaborasi Indonesia dan Cina ini telah melakukan uji coba operasional yang disaksikan secara daring oleh Presiden Joko Widodo dan Presiden Cina Xi Jinping sebagai bagian dari agenda Pertemuan Bilateral kedua negara dari Nusa Dua, Bali pada Rabu (16/11/2022).

Erick mengatakan Kereta Cepat Jakarta-Bandung ditargetkan beroperasi penuh pada pertengahan 2023. "Saat ini persiapan sudah on track, dan telah dilakukan kunjungan oleh Presiden Jokowi Widodo pada 13 Oktober 2022 lalu untuk meninjau persiapan showcase G20," sambung Erick.

Erick menyampaikan kehadiran KCJB menjadikan Indonesia sebagai negara yang memiliki layanan kereta api cepat pertama di Asia Tenggara. Menurut Erick, KCJB menjadi alternatif moda transportasi massal bagi masyarakat yang ingin bepergian dengan cepat, nyaman, dan aman.

Tidak hanya itu, lanjut Erick, proyek ini memberikan dampak sosial ekonomi dan lingkungan, antara lain berupa penciptaan lapangan pekerjaan, baik saat pembangunan proyek dan setelah pengoperasian, mengurangi kemacetan, mengurangi emisi dan penggunaan BBM, serta penghematan waktu perjalanan.

"Ini juga mendukung pengembangan kawasan baru atau pertumbuhan ekonomi di sekitar stasiun, peningkatan konektivitas dan kemudahan pengguna, peluang usaha, khususnya UMKM yang dapat menimbulkan multiplier effect, serta pertumbuhan ekonomi masyarakat," kata Erick menambahkan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement