EKBIS.CO, JAKARTA -- DANA Indonesia terus melakukan sosialisasi mengenai transaksi nontunai ke masyarakat, khususnya yang berada di luar pulau Jawa. Lewat sosialisasi itu, diharapkan semakin banyak yang mengadopsi transaksi nontunai seperti menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).
Head of Goverment Relations DANA Indonesia Felix Sharief menuturkan, banyak keuntungan yang didapat dengan transaksi nontunai dibandingkan tunai. "Ketika kita datang ke suatu daerah, saat tidak ada uang cash (tunai) maka tidak jadi beli, itu kenapa kita terus galakkan transaksi nontunai. Penggunaan tunai mahal ongkosnya dibandingkan digital (nontunai), selain itu tunai ada risiko uang palsu, kriminalitas, dan lainnya," jelas dia dalam Media Clinic secara virtual, Kamis (17/11).
Hanya saja, ia tidak memungkiri masih ada beberapa tantangan yang harus dihadapi saat menggunakan QRIS di luar Jawa. Pertama, akses internet yang tidak merata di semua daerah."Akses ke internet Alhamdulillah semua daerah sudah terjangkau, tapi tidak merata sehingga kesulitan. Kami melihat sekali upaya pemerintah dengan palapa ring," ujarnya.
Tantangan kedua, kata dia, yakni literasi digital. "Banyak dari kita dan teman-teman yang memakai internet untuk media sosial atau main games saja, tidak mengarah ke pemanfaatan keuangan digital, ini tantangannya bagaimana memanfaatkan fasilitas guna mendukung kegiatan sehari-hari," tutur Felix.
Ketiga, yaitu inklusi keuangan. Ini terkait cara masyarakat dalam mendapatkan akses keuangan.
"Di beberapa daerah harus datang ke kantor membawa KTP dan lainnya untuk buka akun baru dan dapat akses keuangan. Kalau sekarang dompet digital diminati masyarakat karena bisa buka akun hanya dengan hitungan detik atau menit," jelasnya.
Ia menegaskan, masyarakat terutama Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) tidak perlu takut uang hilang saat bertransaksi digital di platform DANA. Dirinya memastikan, uang dan data pribadi mereka terjamin dan aman.
Felix menyebutkan, per 2021 pengguna QRIS di Tanah Air sebanyak 11,5 juta. Pada tahun ini, jumlah tersebut naik menjadi 25,2 juta.
"Terdapat 22,5 juta merchant QRIS. Sebanyak 90,62 persen di antaranya merupakan UMKM," katanya. Disebutkan, ada beberapa pihak dalam pemrosesan transakdi QRIS. Meliputi 53 bank, 30 nonbank, serta empat switching.