EKBIS.CO, JAKARTA--Salah satu perusahaan smelter nikel Harita Nickel, PT Megah Surya Pertiwi (PT MSP), mengaku siap mendukung transisi energi serta target Nett Zero Emission (NZE) atau nol emisi karbon pada 2060 yang ditetapkan pemerintah. Head of HSE & Sustainability Harita Nickel Tonny Gultom mengaku program penghematan energi sudah dilakukan sejak 2017.
Salah satunya adalah penghematan penggunaan kertas, air dan listrik, serta menggantikan jenis oli yang digunakan untuk unit bergerak dari jangka pendek ke jangka waktu pemakaian yang lebih lama. "Kami melakukan kampanye hemat energi ke masing-masing departemen dengan hal-hal yang sederhana, seperti menggunakan kertas dua sisi, mematikan AC, komputer, dan lampu ketika sudah tidak digunakan. Kami juga kampanye penggunaan air seperlunya bahkan memanfaatkan kembali air buangan dari pabrik dan pembangkit listrik untuk proses granulisasi slag dan penyiraman jalan," kata Tonny, dalam keterangan, Jumat (25/11/2022).
Ia menambahkan, pada 2020, PT MSP membuat program pengurangan sampah plastik dan kertas yang berasal dari kemasan makanan, dengan cara membagikan 2.300 kotak makan plastik yang bisa digunakan berkali-kali ke seluruh karyawan. Menurutnya, langkah ini berhasil menekan volume sampah kemasan sekali pakai berupa plastik dan kertas secara signifikan.
Head of Technical Support Department PT MSP Willy K Dewadi mengatakan, pihaknya juga sedang melakukan uji coba pemanfaatan limbah domestik berupa minyak jelantah dalam aplikasi teknologi pirometalurgi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF).
"Kami manfaatkan minyak jelantah sebagai substitusi bahan bakar batubara pada salah satu lini dry kiln kami. Pilot project ini menggunakan 800 liter atau 4 drum minyak jelantah per minggu yang berhasil menurunkan konsumsi batu bara sebanyak 20 persen dari biasanya," ujar Willy.
Selain beberapa upaya tersebut, PT MSP juga melakukan penghijauan di seluruh area perusahaan dengan membuat jalur hijau di sepanjang jalan dan taman-taman di area pabrik dan living quarter. Sebelumnya, pemerintah berkomitmen mencapai NZE atau nol emisi karbon pada 2060, atau bahkan lebih cepat. Komitmen tersebut bahkan masuk dalam prioritas Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang berlangsung di Bali pekan lalu.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif mengatakan untuk mencapai NZE tahun 2060, pemerintah telah membuat peta jalan transisi energi yang dibagi menjadi setiap lima tahun. "Kita merencanakan per lima tahun, mencanangkan target berapa juta ton emisi yang harus kita kurangi, dan hal apa saja yang harus dilakukan dalam kurun waktu lima tahun," kata Arifin.