Rabu 30 Nov 2022 14:53 WIB

Presiden Pastikan RI Banding Atas Kekalahan Sengketa Nikel di WTO

Hilirisasi nikel memberikan dampak positif terhadap neraca perdagangan.

Red: Friska Yolandha
Presiden RI Joko Widodo menyampaikan paparan saat menerima kunjungan Republika di Istana Bogor, Jawa Barat, Jumat (25/11/2022). Republika/Prayogi
Foto: Republika/Prayogi
Presiden RI Joko Widodo menyampaikan paparan saat menerima kunjungan Republika di Istana Bogor, Jawa Barat, Jumat (25/11/2022). Republika/Prayogi

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Presiden Joko Widodo memastikan pemerintah akan mengajukan banding atas kekalahan dalam sengketa dengan Uni Eropa (EU)di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) terkait kebijakan pelarangan ekspor bahan mentah nikel. Hilirisasi nikel memberikan dampak positif terhadap neraca perdagangan.

"Saya sampaikan ke menteri, banding,"kata Jokowi dalam Rapat Koordinasi Nasional Investasi di Jakarta, Rabu (30/11/2022).

Baca Juga

Jokowi menegaskan Indonesia tak akan menyetop kebijakan hilirisasi terhadap nikel dan kekayaan alam lainnya. Bahkan, setelah larangan ekspor bahan mentah nikel yang diterapkan sejak 2020, dia mengatakan Pemerintah selanjutnya akan melarang bahan mentah bauksit.

"Setelah itu, bahan-bahan yang lainnya, termasuk urusan yang kecil-kecil, termasuk kopi. Usahakan jangan sampai diekspor dalam bentuk bahan mentah," tambah Jokowi.

Kebijakan ekspor bahan mentah yang telah berlangsung selama puluhan tahun, katanya, tidak memberikan manfaat maksimal bagi Indonesia. Padahal, menurut Jokowi,Indonesia memiliki kekayaan alam berupa bahan pertambangan, pertanianhingga perkebunan yang melimpah. Kekayaan alam itu seharusnya dioptimalkan melalui hilirisasi guna meningkatkan kemakmuran rakyat.

Oleh karena itu, Indonesia telah dan akan terus menerapkan kebijakan hilirisasi. Jokowi juga memerintahkan jajarannya untuk terus mencari investor agar pendanaan dalam program hilirisasi dapat mencukupi.

Jokowi mencontohkan saat pemerintah belum melarang ekspor bahan mentah nikel, Indonesia hanya mendapat nilai ekspor dari salah satu mineral logam itu sebesar Rp 20 triliun. Namun, ketika larangan ekspor bahan mentah nikel berlaku, Indonesia dapat menikmati nilai ekspor produk dari nikel hingga Rp 300 triliun.

Ekspor dari hilirisasi produk nikel juga telah memperbaiki neraca perdagangan Indonesia yang selalu defisit. Tercatat, dalam 29 bulan terakhir, neraca perdagangan Indonesia selalu surplus dengan kontribusi ekspor nikel.

"Setelah saya cek, kenapa sih Uni Eropa ini menggugat? Ya bener karena industrinya banyak di sana. Kalau dikerjain di sini, di sana akan ada banyak pengangguran, akan ada pabrik yang tutup, akan ada industri yang tutup,"kata Jokowi.

Dia menegaskan Indonesia juga ingin menjadi negara maju dengan memanfaatkan kekayaan alam sebaik-baiknya untuk kesejahteraan rakyat.

"Kita juga mau maju, negara kita mau jadi negara maju. Kita ingin buka lapangan kerja. Kalau kita digugat saja kita takut, mundur tidak jadi; ya tidak akan kita menjadi negara maju," ujar Jokowi.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement