Jumat 11 Oct 2024 08:14 WIB

Pidato Jelang Lengser, Jokowi Pesan Pertajam Hilirisasi dan Permudah Perizinan

Dengan hilirisasi, pengelolaan nilai tambah harus di dalam negeri.

Rep: Frederikus Bata/ Red: Friska Yolandha
Presiden Joko Widodo menyampaikan sambutan saat penghargaan Subroto Award 2024 di Jakarta, Kamis (10/10/2024). Memperingati Hari Ulang Tahun Pertambangan dan Energi ke-79 Kementerian ESDM menyelenggarakan penganugerahan penghargaan Subroto Award 2024 sebagai bentuk apresiasi kepada pemangku kepentingan di sektor ESDM yang memiliki kinerja terbaik.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Presiden Joko Widodo menyampaikan sambutan saat penghargaan Subroto Award 2024 di Jakarta, Kamis (10/10/2024). Memperingati Hari Ulang Tahun Pertambangan dan Energi ke-79 Kementerian ESDM menyelenggarakan penganugerahan penghargaan Subroto Award 2024 sebagai bentuk apresiasi kepada pemangku kepentingan di sektor ESDM yang memiliki kinerja terbaik.

EKBIS.CO, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo berbicara pada hari jadi Pertambangan dan Energi ke-79. Ia menyinggung tiga hal vital yang menjadi pekerjaan rumah banyak pihak, terutama di sektor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Pertama, terkait hilirisasi. Presiden menerangkan, pengelolaan nilai tambah harus di dalam negeri. Bukan barang mentah saja yang dikirim ke luar negeri.

Baca Juga

Ini tidak hanya soal penerimaan negera. Dengan adanya hilirisasi, kesempatan kerja tercipta lebih luas. Pasalnya berpotensi membuka banyak industri turunan.

"Sudah 400 tahun kita mengirim barang mentah ke luar negeri," kata Jokowi di  Hotel Kempinski, Jakarta, Kamis (10/10/2024).

Presiden meminta apa yang sudah dimulai, jangan berhenti. Manfaatnya mulai terasa. Ia mencontohkan situasi di PT Freeport Indonesia.

Kini PTFI memiliki dua smelter untuk mengolah konsentrat tembaga dengan volume 3 juta ton per tahun. Pun demikian dengan PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT). Perusahaan yang berlokasi di Sumbawa itu kini mengelola 900 ribu ton konsentrat tembaga lewat smelter dalam negeri.

"Oleh sebab itu, saya memberikan apresiasi, sangat menghargai upaya keras Kementerian ESDM serta seluruh jajaran yang sampai hari ini, kita telah memiliki semelter lebih dari 100, (yaitu) 108," ujar Jokowi. 

Dengan adanya hilirasasi, maka bisa mendorong industri turunan untuk mengolah produk yang dihasilkan. Presiden menyinggung keputusan pemerintah menyetop ekspor nikel pada 2020. Sebelumnya, ekspor bahan  mentah nikel menghasilkan 2,9 miliar dolar Amerika Serikat (AS) per tahun. 

Lalu setelah masuk industri turunan, apa yang dihasilkan bertambah. Pada 2023, berada di angka 34,4 miliar dolar AS. Kurang lebih 500 triliun.

"Lompatannya besar sekali," katanya.

Jokowi mengingatkan manfaatnya bukan hanya untuk perusahan. Negara juga banyak mendapat tambahan pemasukan dari berbagai lini. Itu  semua  bisa digunakan untuk membiayai pembangunan infarstruktur. 

Kini semua didorong untuk melakukan hilirisasi. Berikutnya, Presiden kembali mengingatkan tentang urgensi meningkatkan volumen lifting minyak. Jangan sampai terus mengalami penurunan.

"Dengan cara apa pun harus naik. Sumur-sumur yang kita miliki, produktifkan. Karena begitu produksi turun, uang yang kita keluarkan besar sekali," tutur Jokowi.

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement