EKBIS.CO, JAKARTA - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mengajak Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) untuk meningkatkan produksi pertanian seperti jagung dan padi nasional. Menurut SYL, dua komoditas itu memiliki potensi ekspor yang sangat besar terutama di saat semua negara sedang mengalami nasib yang sama, yaitu krisis ekonomi akibat perubahan cuaca dan geopolitik dunia.
"Izinkan saya mengajak anggota ICMI untuk menanam jagung dan padi. Kita perlu ekspor lagi dengan kekuatan yang kita miliki bersama ICMI. Rasanya kita perlu sama-sama membicarakan ini kalau perlu per wilayah," ujar SYL dalam National Leadership Camp ICMI di Gedung MPR Jakarta, Rabu (30/11/2022).
SYL mengatakan, pertanian adalah pilihan sekaligus jawaban tepat bagi masyarakat Indonesia untuk meningkatkan ekonomi keluarga. Pertanian juga merupakan sektor penyangga utama karena memiliki modal alam yang luar biasa.
"Kita harus memperkuat negara ini dengan kekuatan kita minimal pada sektor pangan yang memang sudah kita miliki modalnya. Oleh karena itu, memang membutuhkan sedikit mitigasi, adaptasi dan kekuatan yang kita miliki serta menghadapi tantangan bersama," katanya.
Berikutnya, kata SYL, pemerintah dan ICMI harus segera membangun kolaborasi melakukan pelatihan bagi para petani muda yang tengah dibina. Pelatihan itu meliputi frame akademik intelektual agar petani mampu bekerja di tengah suasana dunia yang terguncang krisis yang sama.
"Kita hadirkan yuk pelatihan-pelatihan yang dibangun bersama ICMI agar menghadirkan prim akademi intelektual terhadap pertanian presesi yang berkembang dalam kondisi climate change yang ada. Saya katakan pertanian itu adalah sesuatu yang pasti karena kapan kita sentuh selain memang menjadi kebutuhan nasional dan inilah kontribusi kita sebagai pejuang dan pembela bangsa," katanya.
Sejauh ini, SYL mengungkapkan pihaknya tidak terlalu banyak mengandalkan APBN karena kementan fokus memaksimalkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) pertanian bagi petani yang ingin mengembangkan usaha tani. Layanan KUR bisa diakses secara mudah asalkan memenuhi syarat yang telah ditentukan.
"Saya tidak pernah mengandalkan APBN, tapi yang saya pakai adalah KUR. Saya pakai KUR 50 triliun, yang terpakai 55 triliun, yang macet 0,03 persen. 2021 yang macet 0,6 persen dan sekarang tinggal 0,05 persen. Petani itu hebat pak, mereka jujur dan apa adanya," jelasnya.