EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Bahana TCW Investment Management telah menyiapkan strategi investasi untuk menghadapi potensi risiko resesi global tahun depan. Strategi Bahana TCW agar produk-produk investasi tetap dapat memberikan imbal hasil yang optimal adalah dengan memperkuat penerapan manajemen risiko.
"Di tengah polemik kebijakan paskacovid-19 dan memanasnya konflik geopolitik, kami melihat perlunya penerapan manajemen risiko yang jauh lebih baik dari sebelumnya," kata Direktur PT Bahana TCW Investment Management Danica Adhitama, Rabu (30/11).
Bahana TCW menggunakan kombinasi analisa top down dengan bottom-up sehingga memungkinkan untuk mendapatkan imbal hasil yang optimal dengan pengelolaan risiko portfolio yang terukur. Bahana TCW memiliki line up produk yang dapat menjawab tantangan ketidakpastian ekonomi di 2023.
Bahana TCW melihat kelas asset obligasi dapat memberikan imbal hasil yang menarik pada tahun 2023. Bahana TCW memiliki produk reksadana index yang juga menjadi flagship fund yaitu Asian Bond Fund.
Produk ini mengacu pada IBOXX ABF Indonesia Index yang memungkinkan investor untuk dapat membeli seri flagship obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah Indonesia. Bahana TCW menilai produk ini dapat memberikan imbal hasil yang optimal pada tahun 2023 sejalan dengan analisa pasar obligasi.
Selain itu, Bahana TCW melihat perlunya diversifikasi investasi untuk menghadapi ketidakpastian ekonomi. Diversifikasi mutlak diperlukan untuk menjaga imbal hasil investasi tetap optimal.
Di tengah gejolak ekonomi yang semakin penuh ketidakpastian, terutama terkait nilai tukar rupiah yang sejak awal tahun (year to date/ytd) hingga awal November 2022 telah melemah sebesar 9,65 persen terhadap Dollar AS, Reksa Dana Pasar Uang dapat menjadi alternatif investasi.
Salah satu produk Reksa Dana Pasar Uang besutan Bahana TCW yang tetap mencatatkan kinerja optimal adalah Reksadana Bahana Liquid USD. Selama satu tahun terakhir, produk ini berhasil mencetak tingkat return sebesar 0,34 persen.
Dengan tren suku buna deposito perbankan yang menunjukkan kenaikan, maka dalam satu tahun ke depan, BLU berpotensi untuk dapat mencetak tingkat return sebesar 1 – 1,30 persen per annum (p.a).