Rabu 14 Dec 2022 14:32 WIB

Sumbangsih Produksi Gula Jatim untuk Nasional Capai 49,55 Persen

Gubernur Jatim menyebut produksi tebu wilayahnya alami peningkatan pesat di 2022

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Buruh tebang mengangkut tebu yang dipanen di kawasan perkebunan Kepanjen, Malang, Jawa Timur. Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan, berdasarkan data Ditjen Perkebunan Kementan, sepanjang 2022 produksi gula Jatim mencapai 1.192.034 ton atau setara 49,55 persen dari total produksi gula nasional yang berada di angka 2.405.907 ton. Sementara produksi tebu Jawa Timur sepanjang 2022 tercatat 17.362.620 ton, atau sekitar 47,65 dari total produksi nasional.
Foto: ANTARA/Ari Bowo Sucipto
Buruh tebang mengangkut tebu yang dipanen di kawasan perkebunan Kepanjen, Malang, Jawa Timur. Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan, berdasarkan data Ditjen Perkebunan Kementan, sepanjang 2022 produksi gula Jatim mencapai 1.192.034 ton atau setara 49,55 persen dari total produksi gula nasional yang berada di angka 2.405.907 ton. Sementara produksi tebu Jawa Timur sepanjang 2022 tercatat 17.362.620 ton, atau sekitar 47,65 dari total produksi nasional.

EKBIS.CO,  SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan, berdasarkan data Ditjen Perkebunan Kementan, sepanjang 2022 produksi gula Jatim mencapai 1.192.034 ton atau setara 49,55 persen dari total produksi gula nasional yang berada di angka 2.405.907 ton. Sementara produksi tebu Jawa Timur sepanjang 2022 tercatat 17.362.620 ton, atau sekitar 47,65 dari total produksi nasional.

Khofifah mengungkapkan, produksi tebu Jatim sepanjang 2022 juga mengalami peningkatan jika dibandingkan tahun sebelumnya. Pada 2021, lanjut Khofifah, produksi tebu Jatim tercatat masih 14.767.763 ton atau 47,63 persen dari total produksi tebu nasional dan menghasilkan gula sebesar 1.087.415 ton.

"Produksi tebu tertinggi di Jatim pada 2022 ada di Malang sebanyak 3.102.260 ton. Kedua Kabupaten Lumajang sebanyak 2.225.963 ton, dan ketiga Kabupaten Jombang sebanyak 1.217.931 ton," ujarnya, Rabu (14/12).

Khofifah berharap, peningkatan produksi dapat menjadikan Jawa Timur sebagai barometer gula nasional sekaligus mempercepat harapan Indonesia mewujudkan swasembada gula. Khofifah pun berpesan agar para petani tebu memanfaatkan transformasi digital dalam proses pengolahan tebu hingga menjadi gula. Ia mengatakan, dengan menggunakan sistem digital, kualitas juga akan ikut meningkat, serta lebih produktif dan efisien.

"Sehingga dapat termonitor mulai dari mencari bibit yang baik, lalu proses panen termasuk transparansi kadar redemen gula," kata Khofifah.

Khofifah juga mengingatkan para petani terus merawat komunikasi dan koordinasi dengan beberapa instansi yang memiliki pusat penelitian, dalam hal untuk mengasilkan kualitas bibit tebu agar menghasilkan kadar rendemen yang baik. Khofifah meyakini, jika bibit yang ditanam adalah bibitunggul memiliki kualitas baik, maka tingkat rendemennya juga akan baik.

"Sebanyak 95 persen petani tebu di Jatim adalah petani rakyat. Petani rakyat bisa menjadi pengusaha di bidang bahan baku pergulaan. Untuk itu koordinasi dan sinkronisasi baik dari para petani tebu rakyat, APTRI, pabrik gula, maupun PTPN ini harus terkonsolidasi dengan baik," ujarnya.

Kepala Dinas Perkebunan Jawa Timur Heru Suseno menambahkan, setiap tahunnya terjadi peningkatan produksi tebu di wilayah setempat. Ia merinci, pada 2020 produksi tebu Jatim berada di angka 13,8 juta ton dengan rendemen sebanyak 7,15. Kemudian pada 2021 meningkat menjadi 14,7 juta ton dengan rendemen sebanyak 7,35.

"Pada tahun 2022 ini proses produksi masih berlangsung. Berdasarkan prognosa tengah giling tahun 2022, produksi tebu diprediksi akan meningkat menjadi 16,7 juta ton dengan rendemen 7,17 persen. Angka tersebut masih dinamis hingga akhir musim giling," ujar Heru

Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement