EKBIS.CO, MATARAM - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Nusa Tenggara Barat menyiapkan uang tunai layak edar sebesar Rp 1,64 triliun untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru).
"Guna memenuhi kebutuhan uang tunai hingga akhir 2022, kami telah menyiapkan uang tunai sebesar Rp 1,64 triliun atau meningkat sebesar 18,989 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya (yoy)," kata Kepala Perwakilan BI Provinsi NTB Heru Saptaji di Mataram, Kamis (15/12/2022).
Menurut dia, penyediaan uang tunai tersebut juga dilakukan seiring momentum pertumbuhan ekonomi yang terus berlanjut serta untuk mengantisipasi peningkatan transaksi masyarakat sejalan dengan kondisi pandemi yang semakin terkendali. Sejalan dengan pemulihan ekonomi, kebutuhan uang tunai pada Desember 2022 diproyeksikan mencapai Rp 1,01 triliun atau meningkat sebesar 20,581 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Jumlah tersebut sangat mencukupi untuk memenuhi kebutuhan uang tunai pada Desember yang diproyeksikan mencapai Rp 1 triliun atau meningkat sebesar 21 persen khususnya menjelang periode Nataru 2022. Ia mengatakan dalam upaya memastikan kebutuhan uang rupiah tersedia dalam jumlah yang cukup dan kualitas yang layak edar, BI bersama perbankan dan Perusahaan Jasa Pengolahan Uang Rupiah (PJPUR) juga siap memastikan dan berkomitmen untuk menjaga ketersediaan uang di mesin tarik uang (ATM) dan mesin setor tarik (cash recycling machine).
"Kantor Perwakilan BI Provinsi NTB bersama perbankan dan PJPUR juga siap memastikan dan berkomitmen untuk menjaga kesiapan layanan pemenuhan uang tunai kepada masyarakat di NTB," ujar Heru.
Hingga November 2022, kata Heru, outflow uang tunai di NTB, tercatat sebesar Rp 8,61 triliun. Jumlah tersebut meningkat sebesar 28,31 persen (yoy). Peningkatan terjadi pada uang pecahan besar, yakni Rp 100 ribu dan Rp 50 ribu sebesar 28,29 persen (yoy), dan uang pecahan kecil nominal Rp 20 ribu meningkat sebesar 28,639 persen (yoy).
Ia menambahkan sejalan dengan momentum perbaikan ekonomi yang terus berlanjut, perkembangan sistem pembayaran non-tunai juga mencatatkan perkembangan yang positif. Data pada triwulan IV-2022 (data hingga November 2022) menunjukkan transaksi non-tunai, baik melalui RTGS dan kliring secara total mencapai 49.600 transaksi dengan nominal transaksi sebesar Rp 8,37 triliun.
Kondisi serupa juga ditunjukkan oleh perkembangan dari transaksi menggunakan alat pembayaran menggunakan kartu (APMK) dan uang elektronik, di mana masing-masing meningkat sebesar 12,44 persen (yoy) dan 46,68 persen (yoy). "Seluruh perkembangan positif tersebut tentunya juga sejalan dengan literasi keuangan digital masyarakat di NTB, yang juga terus membaik setiap tahunnya. Go digital agar tak tertinggal guna memajukan perekonomian daerah untuk NTB Gemilang," ucap Heru.