EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengapresiasi kinerja positif Himpunan Bank Milik Negara (Himbara). Erick menyebut bank-bank BUMN yang terdiri atas BRI, Bank Mandiri, BNI, dan BTN mencatatkan pertumbuhan signifikan pada kuartal III 2022.
"Alhamdulillah, strategi yang dijalankan berupa pemetaan bank-bank pemerintah, terutama dalam mendorong keuangan inklusif dan UMKM, telah memberikan hasil yang maksimal," ujar Erick dalam keterangan tertulis pada Kamis (15/12/2022) malam.
Erick menyampaikan laba bersih Himbara pada kuartal III 2022 tumbuh 80,7 persen YoY dari Rp 47,6 triliun menjadi Rp 85,9 triliun. Sementara laba bersih Himbara mencapai 55 persen dari total laba BUMN sebesar Rp 155 triliun.
Erick menjelaskan pendapatan dari fee based income Himbara naik 4,9 persen YoY dari Rp 66,5 triliun menjadi Rp 69,7 triliun. Hal ini menunjukkan Himbara mampu melakukan diversifikasi pendapatan dari core revenue interest income yang menjadi salah satu fondasi bagi sustainability growth.
"Kualitas kredit Himbara juga mampu dipertahankan di posisi yang aman, terbukti dari LaR Coverage rata-rata 38 persen dan NPL Coverage rata-rata 242 persen," lanjut dia.
Menurut Erick, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Himbara pun menunjukkan angka yang sangat baik. Terbukti dari pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) Himbara dalam bentuk tabungan, deposito, dan giro yang tumbuh sebesar 5,7 persen YoY dari Rp 3.309 triliun menjadi Rp 3.499 triliun.
"Saya berterima kasih kepada seluruh komisaris, direksi, dan karyawan bank Himbara karena mampu menjalankan dan menjaga transformasi di sektor perbankan dan keuangan sehingga Himbara bisa menjadi kekuatan dalam menopang perekonomian nasional," ucap Erick.
Di sisi makro, sambung Erick, peran BUMN sebagai pemegang sepertiga perekonomian nasional tampak dari kontribusi positifnya terhadap pertumbuhan perekonomian nasional. Kontribusi yang dimaksud bersumber dari pertumbuhan loans dan juga kontribusi dividen serta pajak Himbara.
Dia menyebut total loans Himbara tumbuh 9,48 persen YoY atau meningkat dari tahun sebelumnya yang sebesar 7,01 persen pada 2021 dan 1,06 persen pada 2020. Pertumbuhan loans Himbara ini berkontribusi signifikan bagi pertumbuhan perekonomian nasional.
"Contohnya saja pada 2020, ketika loans Himbara hanya tumbuh 1,06 persen, maka ekonomi nasional minus 2,07 persen. Di sisi lain, pada 2021 ketika loans Himbara tumbuh 7,01 persen, maka ekonomi nasional tumbuh 3,69 persen. Terakhir, pada kuartal III 2022, ketika loans Himbara tumbuh 9,48 persen, ekonomi nasional tumbuh 5,72 persen," sambung dia.
Pria kelahiran Jakarta tersebut mencatat kontribusi dividen dan pajak Himbara kepada negara pun meningkat signifikan, yakni tumbuh 19,3 persen yoy dari Rp 53,6 triliun pada kuartal III 2021 menjadi Rp 64 triliun pada kuartal III 2022. Erick mengatakan kontribusi dividen Himbara kepada negara mencapai Rp 24,6 Triliun atau 61,8 persen dari total dividen yang dibayarkan BUMN sebesar Rp 39,7 triliun pada Tahun Anggaran 2022.
"Saya selalu mengingatkan, BUMN harus sehat agar punya program yang dapat mendorong ekonomi kerakyatan seperti UMKM," ucap Erick.
Tak hanya itu, Erick meyakini dengan pemetaan fokus bank-bank negara akan terbangun pula ekosistem yang bisa saling membantu dan perluas jaringan sehingga UMKM yang merupakan tulang punggung ekonomi Indonesia karena mampu menjadi penggerak pembukaan lapangan kerja terus maju dan berkembang.