EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Intraco Penta Tbk (INTA) optimistis mencapai pertumbuhan kinerja yang baik pada tahun depan walaupun bayangan resesi mengancam perekono mian global. Pihaknya yakin pada 2023 tren penjualan alat berat diproyeksi akan meningkat.
"Khususnya untuk pertambangan, perkebunan dan proyek infrastruktur. Untuk itu, Perseroan akan memacu dan mendorong kinerja penjualan pada lini alat berat," kata Direktur Utama INTA, Petrus Halim, dalam Paparan Publik Tahunan PT Intraco Penta Tbk 2022 pada Jumat (16/12/2022).
Petrus mengatakan tahun depan masih akan prospektif kendati ada bayangan resesi global. Selain mendorong kinerja pada lini utama alat berat, tentunya ia juga akan mengoptimalkan kinerja lini bisnis lainnya agar sinergi dan keberlanjutan bisnis tetap terjaga.
Adapun pada 2022 ini, perseroan telah berhasil melakukan restrukturisasi pinjaman dalam rangka penyelesaian pinjaman atau fasilitas kredit perseroan dan anak usahanya, yaitu PT Intraco Penta Wahana (IPW), PT Intraco Penta Prima Servis (IPPS), dan PT Columbia Chrome Indonesia (CCI) terhadap Bank Mandiri.
Hal ini sebagai salah satu strategi untuk menjaga kinerja perseroan secara keseluruhan. Selanjutnya, sejumlah strategi juga masih akan digencarkan pada tahun depan untuk mengoptimalkan pertumbuhan kinerja perseroan. "Salah satunya yaitu memaksimalkan usaha perdagangan alat berat dan mendorong penjualan suku cadang dengan jaringan distribusi yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia," kata dia.
Petrus yakin dengan adanya rencana PT Intan Baru Prana Tbk (IBFN) yang akan mengubah lini bisnisnya dari perusahaan pembiayaan menjadi distributor alat pengangkut komersial yang melayani penjualan dan memberikan layanan purna jual truk dan kendaraan komersial merek TATA untuk wilayah Kalimantan Timur, maka akan semakin dapat mendorong kinerja perseroan.
“Jika nantinya seluruh rencana berjalan dengan baik, dengan restu pemegang saham, kami berharap kompetensi bisnis Grup INTA akan semakin kokoh menjadi penyedia alat berat yang terlengkap dan terbaik di Tanah Air setelah IBFN masuk sebagai distributor alat pengangkut komersial,” kata dia.
Secara kinerja, hingga September 2022 lalu perseroan telah berhasil mencatat kenaikan pendapatan sebesar 12,01 persen menjadi Rp 497,16 miliar dibandingkan tahun 2021 sebesar Rp 443,78 miliar. Selain itu, INTA mencatat total aset sebesar Rp 2,38 triliun atau turun 2,4 persen dibandingkan tahun 2021 sebesar Rp 2,44 triliun.
Perseroan juga masih mencatat rugi bersih komprehensif sampai kuartal III 2022 sebesar Rp 99,56 miliar. "INTA memproyeksi kendati masih akan mencatatkan kerugian bersih mengingat adanya beban bunga yang cukup tinggi, tetapi besarnya kerugian bersih diestimasikan akan menurun jika dibandingkan tahun sebelumnya, hal ini menunjukkan perbaikan performance bagi INTA," kata dia.