EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk akan melaksanakan rights issue. Perseroan mematok harga saham sebesar Rp 1.200.
Adapun harga pelaksanaan ini lebih rendah dari harga saham induk yang ditransaksikan level Rp 1.380. Jika price book value saham BTN sebesar 0,7x, maka PBV dari harga pelaksanaan rights issue hanya sebesar 0,5x. Sementara itu, 1x nilai buku BTN seharga Rp 2.030.
Direktur dan Kepala Riset Samuel Sekuritas Suria Dharma mengatakan saat ini harga saham BTN sudah murah (undervalue) dan harga sudah diskon.“Dan dana RI sepenuhnya digunakan untuk menaikkan rasio permodalan sehingga dapat meningkatkan kapasitas penyaluran kredit. Mestinya at least Rp 2.000 (harga wajarnya),” ujarnya dalam risetnya, Rabu (21/12/2022).
Menjelang cum date, harga saham BTN ditutup menguat. Pada perdagangan kemarin (20/12/2022), saham BTN naik 1,10 persen ke level Rp 1.380. Kenaikan harga saham terjadi di tengah koreksi indeks harga gabungan sebesar 0,17 persen.
Penguatan harga saham BTN terjadi dua hari menjelang cum date rights issue yang akan jatuh pada 22 Desember mendatang. Kalangan pelaku pasar meyakini penguatan harga saham akan terus berlanjut mengingat tingginya daya tarik aksi korporasi BTN.
Cum date adalah perdagangan terakhir saham BTN tanpa hak memesan efek terlebih dulu (HMETD). Mengacu ke prospektus, cum date di pasar reguler per 22 Desember. Jadi, investor yang ingin mendapatkan right dikonversi menjadi saham baru, maka harus memburu saham BTN paling lambat 22 Desember.
Selain mencerminkan minat investor terhadap rights issue, penguatan harga saham BTN juga menunjukkan manuver asing yang mulai terpantau melakukan akumulasi. Asing tercatat melakukan beli bersih melalui Kim Eng Sekuritas sebanyak 2,3 juta lembar. Sedangkan sekuritas lokal Trimegah sebagai penjual terbesar sebanyak 2,6 juta lembar. Adapun total saham yang diperjualbelikan sebanyak tujuh juta lembar.
Prospek harga saham BTN dipengaruhi oleh valuasi saham induk BTN yang masih lebih murah dengan bank lainnya. Saat ini harga saham BTN diperdagangkan pada 0,67x PBV. Dibandingkan dengan BCA sekitar 5x PBV, BRI 2,54x dan Bank Mandiri 2,22x PBV. Jika dibandingkan dengan kompetitornya, saham BTN sangat mungkin masuk radar window dressing yang lazim terjadi pada akhir tahun.
Bila kembali ke 1x PBV maka hal itu mencerminkan kenaikan saham BTN sekitar 49 persen dibandingkan harga akhir pekan lalu. “Tidak muluk-muluk harga saham BTN bisa kembali ke 1x PBV bahkan lebih,” tambah Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Cheryl Tanuwidjaja.
Secara fundamental, kinerja BTN juga diprediksi tumbuh solid pada tahun depan yang didukung oleh permodalan yang kuat dan likuiditas yang melimpah, termasuk dana murah. Adapun sejumlah sekuritas memberikan prediksi positif kinerja BTN pada tahun depan, pasca rights issue.
Salah satunya merupakan riset Kiwoom Sekuritas Indonesia yang menyatakan aksi korporasi rights issue yang akan dilakukan oleh BBTN akan menopang kinerja pada tahun depan.
“Kami melihat ini bisa meningkatkan capital adequacy ratio BTN,” tukas riset Kiwoom.
Kiwoom juga menyoroti perbaikan struktur dana BTN yang berdampak pada penurunan biaya dana. Per September 2022, BTN menghimpun dana tabungan dan giro sebesar Rp 143,59 triliun atau naik 18,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Hal ini mendorong komposisi dana tabungan dan giro di antara dana pihak ketiga dan wholesale funding naik menjadi 40,68 persen, sementara setahun sebelumnya 36,3 persen. Sebaliknya porsi deposito turun menjadi 47,35 persen dari setahun sebelumnya 51,16 persen. Begitu pula wholesale funding turun menjadi 11,37 persen dari sebelumnya 12,49 persen.
“Pendanaan dari CASA akan terus bertambah sehingga BTN bisa menekan biaya dana dan meningkatkan NIM,” tulis riset tersebut.
Dengan optimisme terhadap kinerja BTN akhir tahun ini dan proyeksi pertumbuhan bisnis 2023, Kiwoom memberikan rekomendasi overweight saham BTN dengan target harga Rp 2.030. Adapun target harga tersebut merefleksikan price to earning ratio angka 7,2x dan price to book value 0,9x pada 2022.
BTN akan menggelar rights issue dengan melepas 3,44 miliar saham baru atau setara 24,54 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Dengan harga pelaksanaan Rp 1.200 maka BTN berpeluang meraih tambahan modal Rp 4,13 triliun. Pemerintah Indonesia sebagai pemegang saham pengendali akan melaksanakan seluruh haknya dengan menyuntikan tambahan penyertaan modal negara senilai Rp 2,48 triliun.
Pemegang 100 juta saham lama yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham perseroan pada tanggal terakhir pencatatan pukul 16.00 WIB berhak atas 32.525.443 hak memesan efek terlebih dahulu. Setiap 1 hak memesan efek terlebih dahulu berhak dapat ditukar menjadi satu saham baru dengan harga Rp 1.200.
Adapun jadwal pelaksanaan rights issue BTN sebagai berikut antara lain
- Cum-right di pasar reguler & negosiasi: 22 Desember 2022
- Cum-right di pasar tunai: 26 Desember 2022
- Recording date: 26 Desember 2022
- Masa Pelaksanaan HMETD: 28 Desember 2022 - 5 Januari 2023
- Masa Perdagangan HMETD: 28 Desember 2022 - 5 Januari 2023