EKBIS.CO, JAKARTA -- Holding BUMN Pariwisata dan Pendukung atau InJourney menjadikan pemulihan sektor pariwisata nasional pada 2023 menjadi momentum dan harapan bagi Injourney Group untuk memberikan kontribusi maksimal dalam kebangkitan pariwisata Indonesia.
Wakil Direktur Utama Aviasi Pariwisata Indonesia (Aviata) Edwin Hidayat Abdullah mengatakan hal ini sejalan dengan rencana pemerintah yang akan segera mengakhiri kondisi pandemi Covid19 dan kembali ke kehidupan normal.
"Dalam menghadapi 2023 ini, InJourney memiliki peran kunci sebagai orkestrator ekosistem pariwisata Indonesia, menggunakan lima pilar utama, yaitu memperkuat fundamental perusahaan & portofolio, meningkatkan konektivitas & pengalaman perjalanan, memperluas pemasaran & distribusi, pengembangan destinasi, serta penataan bisnis pendukung dalam ekosistem," ujar Edwin saat dihubungi Republika di Jakarta, Selasa (27/12).
Sejalan dengan salah satu pilar strategi InJourney, Edwin berharap PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau ITDC dapat bergabung dengan holding pada akhir tahun ini. Edwin menyebut bergabungnya ITDC saat ini sudah pada tahap proses penandatanganan Peraturan Pemerintah.
Menurut Edwin, ITDC akan memainkan peran sebagai pengembang destinasi, termasuk mendukung pengembangan 5 Destinasi Pariwisata Super Prioritas. Salah satu destinasi baru yang dikembangkan ITDC setelah Nusa Dua dan Mandalika adalah Tanamori, yang akan menawarkan best-class experience untuk para wisatawan pada saat berkunjung ke Labuan Bajo dan Pulau Komodo.
Untuk mengakselerasi pertumbuhan pariwisata Indonesia tahun depan, Edwin sampaikan, Injourney dalam konteks destination development & experience akan melaksanakan beberapa event internasional seperti event F1H20 pada 2023 yang akan dilaksanakan di kawasan Danau Toba, pelaksanaan World Super Bike pada Maret 2023, serta pelaksanaan MotoGP di Oktober 2023. Injourney Group dengan dukungan penuh Kemenkomarves juga mengambil peran dalam program Bangga Berwisata di Indonesia (BBWI).
"Selain itu, Injourney Group juga melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak untuk melakukan pengembangan serta aktivasi beberapa destinasi pariwisata, antara lain Kota Lama Semarang, bahkan menggarap pasar wisata khusus (wellness tourism) di KEK Sanur Bali," ucap dia.
Edwin melanjutkan sasaran strategis 2023 bertema “Boosting Tourism Recovery” dengan target proyeksi jumlah penumpang angkutan udara yang dilayani oleh Angkasa Pura I dan Angkasa Pura II mencapai 140 juta penumpang sebagai kontributor utama pendapatan usaha Injourney Group. Secara pendapatan usaha ditargetkan naik menjadi Rp 23 triliun atau tumbuh 44 persen dibandingkan prognosa capaian 2022. Untuk mencapai target tersebut, sambung Edwin, khusus 2023, Injourney Group konsisten melakukan program transformasi menjadi perusahaan yang sehat dan kompetitif serta memberikan dampak signifikan utnuk kemauan sektor pariwisata Indonesia dan pendukungnya melalui peningkatan standar kualitas operasional layanan penerbangan dan kepariwisataan, transformasi dan penguatan bisnis anak perusahaan, serta ekspansi bisnis dan pasar melalui pengembangan KEK serta 5 DPSP.
Selain dukungan dalam pengembangan destinasi pariwisata di Indonesia, lanjut dia, Injourney Group juga konsisten melakukan inovasi serta perubahan, di antaranya perubahan pola pikir dari “operation based company” menjadi “service based company”, melakukan program transformasi subklaster bandara, serta penataan subklaster layanan aviasi serta kargo.
Edwin mengatakan Injourney dalam memperkuat ekosistem pariwisata nasional 2023 berupaya menjadi lokomotif pemulihan dan pengembangan pariwisata Indonesia berbasis ekosistem melalui pendekatan holistik, inklusif dan kolaboratif yang mampu memberikan value added dan berkontribusi positif pada perekonomian nasional. Upaya tersebut selain melakukan kolaborasi program-program pariwisata juga didukung dengan komitmen pengembangan investasi sekitar Rp 7 triliun.
"Diharapkan semakin mempercepat pemulihan sektor pariwisata nasional," lanjut Edwin.
Edwin menyampaikan target Injourney Group selain memperkuat fundamental perusahaan juga sejalan dengan arahan serta aspirasi pemegang saham, dalam hal ini target terdekat adalah rencana pengembangan kerjasama inter klaster, seperti rencana kerja sama dengan Holding Rumah Sakit.
"Adapun wacana adanya tambahan BUMN yang akan bergabung pada 2023 masih memerlukan kajian serta sejalan dengan program pemerintah untuk rencana pemulihan pariwisata dan ekonomi nasional," kata Edwin menambahkan.