Ahad 01 Jan 2023 10:05 WIB

Erick Disebut Bawa BUMN lebih Profesional dan Transparan

Erick Thohir mampu membawa profitabilitas BUMN menjadi naik Rp 155 triliun

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Lida Puspaningtyas
Menteri BUMN Erick Thohir (kedua kanan) berjabat tangan dengan Wakil Gubernur Sumatera Barat Audy Joinaldi (kanan).
Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Arif Pribadi
Menteri BUMN Erick Thohir (kedua kanan) berjabat tangan dengan Wakil Gubernur Sumatera Barat Audy Joinaldi (kanan).

EKBIS.CO, JAKARTA -- Ketua Umum Relawan Erick Thohir (Relawan ETOR) Edy Torana mengatakan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir layak mendapat apresiasi atas pencapaiannya mengubah wajah BUMN. Edy menyebut Erick mampu membawa profitabilitas BUMN dari Rp 124,7 triliun tahun lalu menjadi naik Rp 155 triliun dan kontribusi dividen lebih tinggi Rp 68 triliun, menjadi Rp 1.198 triliun dibanding tiga tahun sebelumnya yang sebesar Rp 1.130 triliun.

"Erick Thohir terbukti bekerja nyata dan layak diberikan apresiasi," ujar Edy dalam keterangan tertulis di Jakarta, Ahad (1/1/2023).

Menurut Edy, Erick merupakan arsitek yang memiliki kapasitas, kapabilitas, integritas dan moralitas dalam membesarkan BUMN. Dia mengatakan capaian dan prestasi Erick Thohir ini bisa terus berlanjut sampai akhir jabatan 2024. Sebab, Erick masih memiliki sisa dua untuk mengeksplorasi kemampuan terbaiknya membangun BUMN.

"Kemampuan Pak Erick Thohir tidak diragukan lagi dalam membesarkan BUMN dengan visi Akhlak. Erick berhasil meningkatkan kapasitas moral pegawai BUMN secara akhlak, sehingga otomatis kapasitas laba BUMN juga meningkat," ucap Edy.

Edy menyebut kepiawaian Erick juga terlihat dari performa BUMN di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dia menyebut jika dibandingkan dengan sektor swasta, capital gain emiten BUMN mencapai 8,2 persen dengan cummulative dividen mencapai 9,8 persen. Sebaliknya, capital gain sektor swasta hanya 5,9 persen dengan cummulative dividen sebesar 4,9 persen.

"Dengan demikian, tingkat pengembalian yang diterima pemegang saham BUMN mencapai 18 persen, jauh di bawah sektor swasta yang hanya sekitar 10,8 persen," kata Edy.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement