Senin 02 Jan 2023 08:01 WIB

Kualitas SDM Teknik Industri Agro Diperkuat

Hilirisasi industri manufaktur di sektor agro topang pertumbuhan ekonomi Sulsel

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Lida Puspaningtyas
Pengunjung menyaksikan berbagai jenis bibit tanaman buah di salah satu gerai di arena Soropadan Agro Festival (SAF) 2022 di Agro Center Soropadan, Pringsurat, Temanggung, Jawa Tengah, Selasa (25/10/2022).
Foto: ANTARA/Anis Efizudin
Pengunjung menyaksikan berbagai jenis bibit tanaman buah di salah satu gerai di arena Soropadan Agro Festival (SAF) 2022 di Agro Center Soropadan, Pringsurat, Temanggung, Jawa Tengah, Selasa (25/10/2022).

EKBIS.CO, JAKARTA -- Aktivitas sektor industri selama ini dinilai telah memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi daerah. Itu dibuktikan pada pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Selatan sebesar 5,67 persen year on year (yoy), yang di antaranya ditopang karena adanya hilirisasi industri manufaktur di sektor agro.

Kabupaten Barru menjadi salah satu wilayah yang memberikan sumbangsih pada pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan. Dengan penduduk kurang lebih 170 ribu jiwa, Kabupaten Barru sedang menuju Kawasan Ekonomi Khusus dengan pembangunan dimulai pada 2020 lalu.

Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kementerian Perindustrian Arus Gunawan mengatakan, perkembangan tersebut menjadi peluang bagi Kabupaten Barru untuk menyerap tenaga kerja industri di daerahnya.

"Dibutuhkan sumber daya manusia (SDM) kompeten untuk memenuhi kebutuhan industri di masa depan," katanya dalam siaran pers, Ahad (1/1/2023).

Ia mengemukakan, keberadaan SDM terampil menjadi faktor penting dalam mendukung pertumbuhan industri, karena industri merupakan salah satu sektor yang menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar. Upaya menciptakan SDM industri yang kompeten meliputi pendidikan tinggi vokasi pada beberapa jenjang, mulai dari Diploma sampai dengan Magister Terapan, termasuk program setara Diploma 1 kerja sama industri.

Di Kabupaten Barru sendiri, telah dilaksanakan Program Setara D1 Teknik Industri Agro dari hasil kerja sama antara Pemerintah Kabupaten Barru, Provinsi Sulawesi Selatan dengan Politeknik ATI Makassar. Ini sebagai salah satu unit pendidikan vokasi di bawah binaan BPSDMI Kemenperin.

"Pendidikan Setara D1 Kerjasama Industri dilaksanakan selama satu tahun dan lulusannya langsung diserap bekerja di industri," katanya.

Mahasiswa mengikuti Praktik Kerja Lapangan atau Magang setiap akhir semester masing-masing selama tiga bulan. Maka dari satu tahun pendidikan, sebanyak 50 persen kegiatan pembelajaran dilakukan langsung di industri.

Pendidikan Setara D1 Kerjasama Industri ini merupakan bagian dari kebijakan BPSDMI Kemenperin menuju Corporate University. Salah satu misi yang harus diwujudkan oleh politeknik adalah menyelenggarakan pendidikan secara dual system dengan model pembelajaran melalui Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM) yang berstandar global dan mengembangkan kelas industri.

Lebih lanjut, Pusat Pengembangan Pendidikan Vokasi Industri BPSDMI Kemenperin Restu Yuni Widayati menjelaskan, Pendidikan Setara D1 Kerjasama Industri dilaksanakan sebagai wujud nyata sinergi antara pemerintah, institusi pendidikan dengan dunia industri. Melalui program strategis ini diharapkan dapat memperkecil competency gap antara dunia industri dengan dunia pendidikan yang akhirnya tercipta SDM industri kompeten tanpa adanya program retraining oleh industri.

 

Mulai 2021, Kemenperin telah memfasilitasi sebanyak 981 mahasiswa yang mengikuti pendidikan tersebut, yang tersebar di 21 kabupaten kota di 11 Provinsi. Dalam pelaksanaannya, Program Pendidikan Setara D1 diselenggarakan oleh unit pendidikan Kemenperin bekerja sama dengan industri.

Menurutnya, dalam program Pendidikan D1 Teknik Industri Agro di Kabupaten Barru, Politeknik ATI Makassar akan menyediakan tenaga pengajar beserta fasilitas. Sementara industri terkait akan menerima mahasiswa lulusan D1 sesuai perjanjian kerja sama, sehingga lulusan akan langsung bekerja.

Diharapkan program ini merupakan upaya nyata Kemenperin dalam mengatasi permasalahan SDM industri. Meliputi besarnya jumlah pengangguran terbuka, tingkat pendidikan angkatan kerja yang masih rendah, dan produktivitas tenaga kerja yang masih rendah.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement