Selasa 10 Jan 2023 05:54 WIB

Harga Emas Terangkat 8,10 Dolar AS Didorong Greenback yang Lemah

Dolar AS melemah karena The Fed dapat perlambat pengetatan kebijakan moneter.

Red: Friska Yolandha
Perajin menata perhiasan saat Pameran IKM Bali Bangkit di Denpasar, Bali, Senin (19/9/2022). Harga emas menguat pada akhir perdagangan Senin (9/1/2023), memperpanjang keuntungan untuk sesi kedua berturut-turut.
Foto: ANTARA/Nyoman Hendra Wibowo
Perajin menata perhiasan saat Pameran IKM Bali Bangkit di Denpasar, Bali, Senin (19/9/2022). Harga emas menguat pada akhir perdagangan Senin (9/1/2023), memperpanjang keuntungan untuk sesi kedua berturut-turut.

EKBIS.CO,  CHICAGO -- Harga emas menguat pada akhir perdagangan Senin (9/1/2023), memperpanjang keuntungan untuk sesi kedua berturut-turut. Penguatan didorong oleh dolar AS yang lebih lemah di tengah ekspektasi bahwa kenaikan suku bunga Federal Reserve akan lebih lambat.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi Comex New York Exchange, terangkat 8,10 dolar AS atau 0,43 persen menjadi ditutup pada 1.877,80 dolar AS per ounce, setelah diperdagangkan mencapai level tertinggi sesi di 1.886,40 dolar AS dan terendah sesi di 1.869,30 dolar AS. Emas berjangka melonjak 29,10 dolar AS atau 1,58 persen menjadi 1.869,70 dolar AS pada Jumat (6/1/2023), setelah anjlok 18,40 dolar AS atau 0,99 persen menjadi 1.840,60 dolar AS pada Kamis (5/1/2023).

Baca Juga

Dolar AS melemah secara keseluruhan pada perdagangan Senin karena data AS baru-baru ini memicu ekspektasi bahwa Federal Reserve dapat memperlambat laju pengetatan kebijakan moneternya. Reaksi pasar datang karena data Jumat menunjukkan tanda-tanda pertumbuhan upah yang moderat dan aktivitas sektor jasa yang lebih lemah di Amerika Serikat mendorong para pedagang untuk bertaruh pada kenaikan suku bunga Fed yang lebih kecil ke depan.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,85 persen menjadi 103,0010, menyusul penurunan 1,11 persen di sesi sebelumnya. Greenback yang lebih lemah membuat harga-harga komoditas berdenominasi dolar menjadi lebih murah bagi para investor pemegang mata uang lainnya.

Dalam sebuah wawancara dengan Wall Street Journal pada Senin, Presiden Federal Reserve San Francisco Mary Daly mengatakan Federal Reserve dapat meningkatkan suku bunga utamanya sebesar 25 atau 50 basis poin pada pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada 1 Februari. Dia lebih lanjut mencatat bahwa dia yakin suku bunga akan mencapai puncak 5,0 persen dan tetap di sana untuk menurunkan inflasi menjadi 2,0 persen.

Fokus sekarang beralih ke data inflasi indeks harga konsumen AS yang akan dirilis pada Kamis (12/1/2023) untuk petunjuk lebih lanjut tentang jalur suku bunga AS. Inflasi IHK diperkirakan akan turun ke level terendah satu tahun pada Desember, menunjukkan bahwa serangkaian kenaikan suku bunga yang tajam oleh Fed pada 2022 memiliki efek yang diharapkan.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret turun 11,1 sen atau 0,46 persen, menjadi menetap pada 23,871 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April merosot 5,70 dolar AS atau 0,52 persen, menjadi ditutup pada 1.098,60 dolar AS per ounce.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement