EKBIS.CO, JAKARTA -- Minat perusahaan untuk menjadi perusahaan publik dan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) tetap tinggi pada tahun ini. Sampai 19 Januari 2023, terdapat 45 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI.
"Perkiraan dana yang dihimpun dari aksi korporasi tersebut sebesar Rp 49,5 triliun," kata Direktur Penialaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, Jumat (20/1/2023).
Menurut Nyoman, pipeline pencatatan saham BEI didominasi perusahaan dari sektor Consumer Cyclicals dan Technology yang masing-masing memcapai delapan perusahaan. Sisanya tersebar pada sektor lain seperti sektor Healthcare, Transportasion & Logistic hingga Basic Materials.
Beberapa diantara perusahaan yang berada pada pipeline pencatatan saham, ada yang menargetkan emisi lebih dari Rp 1 triliun yaitu dua perusahaan pada sektor energy, satu perusahaan pada sektor financials, dan satu perusahaan pada sektor Basic Materials.
Sebagai informasi, saat ini terdapat 11 perusahaan yang telah berada pada sistem e-IPO, yaitu PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara Tbk (BSMT), PT Pelita Teknologi Global Tbk (CHIP), PT Wijaya Cahaya Timber Tbk (FWCT), dan PT Haloni Jane Tbk (HALO).
Selain itu, ada juga PT Hillcon Tbk (HILL), PT Aviana Sinar Abadi Tbk (IRSX), PT Jasa Berdikari Logistics Tbk (LAJU), PT Hassana Boga Sejahtera Tbk (NAYZ), PT Solusi Kemasan Digital Tbk (PACK), PT Vastland Indonesia Tbk (VAST), dan PT Penta Valent Tbk (PEVE).
Adapun sampai dengan 19 Januari 2023, perusahaan yang telah mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia berjumlah delapan perusahaan.
Tidak hanya pencatatan saham, pasar modal Indonesia juga akan diramaikan rights isuue sejumlah emiten. Hingga 19 Januari 2023, terdapat 22 perusahaan tercatat yang berada pada pipeline rights issue dengan perkiraan dana yang akan diperoleh sebesar Rp 19,1 triliun.
Jumlah perusahaan yang berencana melakukan rights issue didominasi oleh sektor financial, consumer cyclicals, dan consumer non-cyclicals yang masing-masing sebanyak 7 perusahaan, 3 perusahaan, dan 3 perusahaan.