EKBIS.CO, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) akan melakukan intervensi teknologi mekanisasi pertanian guna menghadapi potensi krisis pangan global. "Intervensi teknologi mekanisasi sangat penting dalam meningkatkan produksi pangan nasional," ungkap Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (28/1/2023).
Mentan mendorong jajaran Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) untuk memperluas penggunaan alat dan mesin pertanian (alsintan) di seluruh Indonesia. Salah satunya melalui program Taksi Alsintan.
"Saya berharap pada Maret nanti, perluasan Taksi Alsintan sudah selesai. Taksi Alsintan harus kita implementasikan untuk membantu petani meningkatkan produksi," ujarnya.
Kemudian, dalam upaya meningkatkan produktivitas pertanian, Syahrul juga menyebutkan pentingnya tata kelola air serta mitigasi iklim dan cuaca di sektor pertanian. Pemantauan cuaca dapat dilakukan dengan mengoptimalkan data dan informasi iklim dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Lebih lanjut, Syahrul menuturkan, saat ini sektor pertanian Indonesia tengah menghadapi tantangan dalam alih fungsi lahan. Kementan pun telah melakukan berbagai upaya pencegahan sebagai tindak lanjut UU Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B).
Ia juga meminta pemerintah daerah turut aktif demi mengurangi laju alih fungsi lahan. "Pemerintah daerah harus memiliki ketegasan serta perencanaan yang baik dalam menjaga lahan pertanian dan alokasi lahan untuk kegiatan pembangunan lainnya. Hal ini penting untuk dilakukan demi menjaga produktivitas lahan pertanian," ujarnya.
Syahrul juga berharap penggunaan kredit usaha rakyat (KUR) pertanian dapat ditingkatkan menjadi skema dan pilihan yang paling mudah dalam memperluas cakupan usaha tani di seluruh Indonesia. Pemanfaatan KUR dinilainya sangat membantu penyediaan alsintan secara mandiri oleh pelaku usaha sektor pertanian.
"Pakailah KUR untuk memperluas usaha tanimu. Ini yang saya sebut pakai gagasan tidak semua kegiatan harus pakai APBN. Terbukti berhasil karena KUR yang macet hanya 0,3 persen. Alhamdulillah, semua berjalan dengan baik," ujarnya.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementan Ali Jamil mengungkapkan, pada tahun ini, jajarannya telah menyusun program dan kebijakan yang disesuaikan untuk menghadapi tantangan krisis pangan global. Kebijakan-kebijakan tersebut di antaranya penyediaan irigasi pertanian, perlindungan lahan sawah berkelanjutan, serta optimalisasi program Taksi Alsintan.
"Kami terus berupaya menekan kehilangan hasil panen padi dengan mengoptimalkan pemanfaatan KUR pertanian. Karena itu kita berharap para kepala dinas pertanian memanfaatkan dan mengawal program dan kebijakan-kebijakan tersebut dengan baik," ucapnya.
Ke depan, kata Ali, jajaran PSP harus menjadi penggerak utama dalam mengawal perubahan besar mengimplementasikan berbagai program yang telah ditentukan.
"Saya berharap semua berperan sebagai penggerak utama dan pengarah menuju pembangunan pertanian yang maju, mandiri, dan modern," ujarnya.