EKBIS.CO, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian mencatat kinerja positif industri otomotif khususnya mobil sepanjang 2022. Peningkatan ekspor mobil dapat dicapai meski dihadapkan pada tekanan inflasi dari berbagai negara.
“Manufaktur kendaraan roda empat nasional berhasil menjadi pahlawan devisa dengan kemampuan ekspor secara completely built up (CBU) sebesar 473 ribu unit mobil, meningkat 60,7 persen dibanding tahun 2021 yang berjumlah 294 ribu,” kata Juru Bicara Kementerian Perindustrian, Febri Hendri Antoni Arif, dalam Siaran Pers, Senin (30/1/2023).
Ia menuturkan, sepanjang tahun lalu pemerintah tetap menjalankan program pengembangan industri otomotif nasional secara konsisten. Ini dilakukan agar industri otomotif di Indonesia mampu menjadi pusat produksi bagi pasar ekspor.
Dari sisi nilai, berdasarkan data BPS pada tahun 2022, ekspor CBU tersebut mencapai 5,7 miliar dolar AS atau meningkat 63,5 persen dibanding tahun 2021 yang mencapai 3,5 miliar dolar AS.
“Apabila nilai ekspor dan impor kendaraan CBU dibandingkan secara nilai menghasilkan surplus devisa sebesar 3,4 miliar dolar AS, meningkat 64 persen dibandingkan tahun 2021 yang berjumlah 2 miliar dolar AS.
Berdasarkan data tersebut, menurut Febri, dapat disimpulkan bahwa pembinaan sektor otomotif dalam hal kinerja ekspor dalam bentuk CBU sudah berjalan di arah yang tepat. Adapun ekspor otomotif Indonesia telah mencapai lebih dari 80 negara.
Namun, diakui masih banyak tantangan yang dihadapi oleh industri otomotif. Beberapa tantangan di antaranya terkait ketersediaan bahan baku, kekurangan semi-konduktor, kendala logistik dan transportasi, serta biaya energi yang tinggi.
Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan, Hendro Martono, untuk mengatasi tantangan tersebut, Kemenperin mendorong perusahaan untuk mengembangkan sayap untuk menjangkau pasar-pasar baru, menguatkan inovasi, serta meningkatkan anggaran research & development (R&D).
Di samping itu, Kemenperin dan para stakeholder terus berupaya memastikan bahwa proses produksi industri otomotif dapat berjalan dengan baik, termasuk dalam hal ketersediaan bahan baku.
Ia juga menekankan perlunya integrasi industri kecil dan menengah (IKM) dalam pasokan dan produksi bagi industri yang lebih besar. Kemenperin berkomitmen untuk terus pertumbuhan dan pengintegrasian IKM ke dalam produksi global dan rantai pasokan industri otomotif.