EKBIS.CO, SURABAYA -- PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Timur terus gencarkan elektrifikasi di wilayah 3T (terluar, terdepan, dan tertinggal). General Manager PLN UID Jawa Timur Lasiran memaparkan, sepanjang 2022, pihaknya telah mengaliri 200 desa dengan jaringan tegangan menengah (JTM) sepanjang 114,18 kms, dan jaringan tegangan rendah (JTR) sepanjang 330,68 kms dengan biaya investasi senilai Rp 112,62 miliar.
Lasiran melanjutkan, untuk rasio elektrifikasi Jatim hingga Desember 2022 sebesar 105,4 persen dari target. Ia mengungkapkan, masih ada 13 kabupaten di Jatim yang rasio elektrifikasinya masih di bawah 100 persen. Lasiran melanjutkan, pada 2023 pihaknya akan memfokuskan elektrifikasi di wilayah 3T, khususnya kepulauan di Sumenep, Madura dan Bawean, Gresik.
"Untuk pulau-pulau di Sumenep dari 48 pulau berpenghuni sudah 15 pulau yang terlistriki PLN. Pada 2023 akan dioperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Komunal di 16 lokasi kepulauan dengan total kapasitas 975 kWp dengan potensi 8.434 pelanggan," kata Lasiran, Selasa (31/1).
Lasiran mengakui, upaya melistriki pulau 3T tidak terlepas dari berbagai kendala seperti kondisi medan yang sulit dan berbukit-bukit, gelombang tinggi, dan sebagainya. Namun, dengan koordinasi dan sinergi bersama stakeholder, PLN berharap mampu menuntaskan program yang diusung Porprov Jatim yang menargetkan 100 persen elektrifikasi pada 2024.
"Sehingga misi PLN untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik, mendorong perekonomian dapat terwujud bagi seluruh masyarakat Jawa Timur khususnya di wilayah 3T dan kepulauan," ujar Lasiran.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menekankan pentingnya kolaborasi dan sinergi bersama untuk mensukseskan program tersebut. Rasio elektrifikasi Jatim diakuinya berada di angka 99,39 persen, meskipun secara agregat sebenarnya sudah mencapai 100 persen.
"Untuk kepulauan-kepulauan ini yang masih harus kita sisir ulang. Insya Allah dengan komitmen dan tekad kita bersama, Light for All 2024 bisa kita wujudkan," ujarnya.