EKBIS.CO, JAKARTA -- Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Imran Pambudi mengatakan, penyakit kusta masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Kebanyakan kasus ini terjadi di daerah bagian timur seperti Papua dan Maluku.
"Menurut WHO, Ada 20 Neglected Tropical Diseases (NTDs) atau penyakit yand diabaikan. Namun, di Indonesia ada delapan yaitu kusta, frambusia, filariasis, schistosomiasis dan kecacinga. Saya akan fokus menjelaskan dua NTDs dahulu yaitu kusta dan filariasis," katanya saat konferensi pers NTDs Day di Kemenkes, Jakarta Selatan pada Senin (30/1/2023).
Kemudian, ia menjelaskan Indonesia menempati posisi ketiga dalam penemuan kasus kusta pada tahun 2021. Eliminasi kusta tingkat provinsi pada tahun 2019 dan tingkat kabupaten/kota pada tahun 2024 dengan indikator eliminasi kusta yaitu angka prevalensi kurang dari 1/10 ribu penduduk.
"Saat ini terdapat 11 kabupaten/kota yang masih terdapat adanya kasus kusta. Sebagian besar di daerah timur seperti Sulawesi Barat, Gorontalo, Sulawesi Utara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat dan Papua," kata dia.
Ia menambahkan susah sekali mencari tenaga kesehatan yang ingin membantu masyarakat terhadap penyakit kusta. Sehingga penyakit ini pun masih tersebar di masyarakat.
"Nakes yang tangani penyakit kusta susah. Kita juga kekurangan SDM gitu ya. Karena memang jarang yang mau," kata dia.
Lalu, saat ini program pengobatan kusta dengan Multi Drug Therapy (MDT). Tujuan MDT ini untuk memutuskan rantai penularan, mencegah resistensi obat, memperpendek masa pengobatan, meningkatkan keteraturan berobat dan mencegah terjadinya cacat atau cacat berlanjut.
"Penyakit kusta dapat dicegah dengan penemuan dan pengobatan kasus kusta secara dini serta pemberian obat pencegahan kusta pada kontak penderita kusta," kata dia.