Kamis 25 Aug 2022 10:05 WIB

Menkes Ungkap Enam Pilar Transformasi Digital Sistem Kesehatan

Salah satu transformasi sistem kesehatan adalah pemenuhan SDM yang merata

Rep: Novita Intan/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Sebagai wujud apresiasi Majalah SWA dan Business Digest menyelenggarakan webinar sekaligus memberikan penghargaan virtual dalam acara Indonesia Healthcare Award 2022. Ajang ini untuk mendukung perusahaan dalam memberikan pelayanan produk dan jasa healthcare terbaik bagi masyarakat Indonesia. Pemerintah menyebut pandemi Covid-19 membuat seluruh perusahaan hingga lembaga pemerintah berbenah diri untuk memberikan produk dan jasa pelayanan yang terbaik bagi masyarakat Indonesia. Ada enam pilar utama pemerintah untuk melakukan transformasi sistem kesehatan.
Foto: istimewa
Sebagai wujud apresiasi Majalah SWA dan Business Digest menyelenggarakan webinar sekaligus memberikan penghargaan virtual dalam acara Indonesia Healthcare Award 2022. Ajang ini untuk mendukung perusahaan dalam memberikan pelayanan produk dan jasa healthcare terbaik bagi masyarakat Indonesia. Pemerintah menyebut pandemi Covid-19 membuat seluruh perusahaan hingga lembaga pemerintah berbenah diri untuk memberikan produk dan jasa pelayanan yang terbaik bagi masyarakat Indonesia. Ada enam pilar utama pemerintah untuk melakukan transformasi sistem kesehatan.

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Pemerintah menyebut pandemi Covid-19 membuat seluruh perusahaan hingga lembaga pemerintah berbenah diri untuk memberikan produk dan jasa pelayanan yang terbaik bagi masyarakat Indonesia. Ada enam pilar utama pemerintah untuk melakukan transformasi sistem kesehatan.

Menteri Kesehatan Budi Gunawan Sadikin mengatakan pertama, transformasi layanan primer yang didukung sistem jejaring hingga tingkat desa dan dusun dalam bentuk posyandu. Penguatan promosi dan pencegahan penyakit pada layanan kesehatan layanan primer terus digencarkan. 

“Masyarakat yang produktif adalah masyarakat yang sehat,” ujarnya dalam keterangan tulis, Kamis (25/8/2022).

Pilar kedua, transformasi layanan rujukan yang dilakukan untuk memastikan agar pelayanan penyakit katastropik tersedia di setiap kota dan memiliki rumah sakit rujukan yang baik. Pemerataan pelayanan kesehatan di kabupaten dan kota ditargetkan akan mencapai 100 persen pada 2027.

Pilar ketiga, transformasi sistem ketahanan kesehatan untuk memastikan selalu siaga setiap waktu dalam memberikan layanan kesehatan. Pilar empat, sistem pembiayaan kesehatan untuk memastikan pembiayaan kesehatan yang efektif dan berkelanjutan. 

Pilar kelima, transformasi SDM tenaga kesehatan untuk memenuhi tenaga kesehatan dengan jumlah yang cukup dan merata di seluruh Indonesia. Pilar keenam yakni teknologi informasi kesehatan dan bioteknologi yang diantaranya meliputi big data, kecerdasan buatan serta internet of things (IoT).

“Dalam proses transformasi ini diharapkan melakukan kolaborasi dengan pihak-pihak terkait. Ini perlunya kolaborasi lintas sektor agar pemberian layanan kesehatan dapat terwujud hingga pelosok negeri di Indonesia,” ucapnya.

Maka itu, sebagai wujud apresiasi Majalah SWA dan Business Digest menyelenggarakan webinar sekaligus memberikan penghargaan virtual dalam acara Indonesia Healthcare Award 2022. Ajang ini untuk mendukung perusahaan dalam memberikan pelayanan produk dan jasa healthcare terbaik bagi masyarakat Indonesia. 

Pemberian penghargaan ini dilakukan berdasarkan hasil survei yang telah dilaksanakan di enam kota utama dengan melibatkan 5000 responden. Adapun metode survei dilakukan melalui pendekatan kepuasan pelanggan terhadap empat aspek, diantaranya product, price, place, dan promotion. 

Berikut beberapa merek healthcare yang menjadi penerima award dalam Indonesia Healthcare Award 2022 antara lain Ovutest, Sensitif, OMRON Healthcare Indonesia, CITO, Laboratorium Medis CITO Group, Madu TJ, FreshCare, Hotin Cream, OBH Combi Anak, OBH Combi, KMN EyeCare, Hufagripp TMP, ENTROSTOP, PROMAG, Kalpanax, FEMMY D3, CEREBROFORT GOLD dan Insto.

Sementara itu Chief Digital Transformation Office, Kementerian Kesehatan Setiaji menambahkan transformasi digital kesehatan ini ditargetkan akan mampu menghasilkan SDM yang berkapasitas dalam menganalisis data kesehatan. Selain itu, nantinya setiap kebijakan yang disusun oleh tiap instansi kesehatan selalu berbasis data.

“Kami berharap ini menjadi lompatan menuju sektor kesehatan Indonesia yang semakin maju dan berkeadilan,” ucapnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement