EKBIS.CO, DENPASAR -- Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo memastikan ketersediaan stok dan pasokan beras di Bali pada awal 2023 masih mencukupi menjelang puncak musim panen raya pada bulan Maret-April mendatang.
"Dari data yang ada di Bali cukup bagus, Januari masuk ke Februari, Februari ke Maret akan panen lebih besar lagi, puncak panen raya kita itu antara Maret-April," ujar Syahrul saat meninjau ketersediaan stok dan pasokan pangan di Pasar Badung, Kota Denpasar, Bali, Kamis (2/2/2023).
Ia mengatakan, untuk memastikan ketersediaan pangan, Kementan menggunakan sejumlah sumber data yaitu dari Badan Pusat Statistik sebagai rujukan, data informasi Standing Crop dengan memanfaatkan data citra satelit untuk memonitor lahan pertanian, data dari laporan daerah serta faktualisasi lapangan.
"Ada empat cara yang kami coba tempuh untuk memastikan beras kita secara bertahap akan makin besar. Berdasarkan semua data dan fakta Bali ini tidak ada masalah, semua pasokan ada. Secara nasional juga seperti itu," kata dia.
Terkait dinamika harga beras di pasaran saat ini, Syahrul menjelaskan bahwa pihaknya memiliki tugas untuk memastikan ketersediaan pangan mulai dari tahapan budi daya. "Kalau barangnya ada itu tugas saya, tapi bagaimana harganya ini tentu ada pemerintah daerah, ada Bulog, ada Mendag, kita sama-sama lah," ungkap dia.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Distan) Provinsi Bali I Wayan Sunada menambahkan stok dan pasokan beras di Bali saat ini masih mencukupi. Menurutnya, setelah dicek di gudang-gudang petani dan tempat penyimpanan lainnya, gabah dan beras di Bali yang tersimpan terpantau masih cukup untuk didistribusikan setiap hari ke pasar-pasar.
"Itu sudah kami cek setiap hari. Kami juga sudah melaksanakan operasi pasar untuk menstabilkan harga-harga pangan di Bali. Untuk masalah harga itu pasar, tapi untuk stok beras di Bali saat ini masih sangat aman," tambah Wayan Sunada.