Jumat 03 Feb 2023 08:45 WIB

Impor Susu Tinggi, Erick Dorong Frisian Flag Investasi Industri Susu

Di depan Erick, Frisian Flag tertarik investasi 8.000 hingga 12.000 ekor sapi

Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan pihaknya mendorong perusahaan susu asal Belanda Frisian Flag untuk berinvestasi di Indonesia. Itu dilakukan lantaran 80 persen dari total konsumsi susu nasional bersumber dari impor.
Foto: ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan pihaknya mendorong perusahaan susu asal Belanda Frisian Flag untuk berinvestasi di Indonesia. Itu dilakukan lantaran 80 persen dari total konsumsi susu nasional bersumber dari impor.

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan pihaknya mendorong perusahaan susu asal Belanda Frisian Flag untuk berinvestasi di Indonesia. Itu dilakukan lantaran 80 persen dari total konsumsi susu nasional bersumber dari impor.

“Ini yang harus kita intervensi. Salah satunya bagaimana kita kerjasama untuk melihat cattle, bisnis industri sapi, baik daging maupun susu,” ujar Erick di Jakarta, Rabu (1/2/2023).

Untuk itu, Erick telah berkunjung ke kantor pusat Frisian Flag di Belanda. Dalam pertemuan itu, kata Erick, Frisian Flag menyatakan tertarik untuk berinvestasi  8.000 – 12.000 ekor sapi.

Industri susu, kata Erick, memegang peranan penting dalam mencegah stunting atau gangguan pertumbuhan pada anak akibat kekurangan gizi. 

Data pemerintah menyebutkan, konsumsi susu per kapita masyarakat Indonesia masih sekitar 16,9 kg per kapita per tahun setara susu segar. Angka itu dinilai masih perlu ditingkatkan. 

Langkah menggaet Frisian Flag, kata Erick, sejalan dengan salah satu tugas BUMN untuk memperkuat industrialisasi pangan nasional. Seperti diketahui, industrialisasi pangan merupakan bagian dari investasi utama, selain investasi pada hilirisasi Sumber Daya Alam (SDA).

Industrialisasi pangan perlu terus diperkuat agar kedaulatan pangan bisa tercapai. “Jadi kedaulatan pangan pun harus dipikirkan”, kata Erick.

Untuk mewujudkan kedaulatan pangan, Kementerian BUMN pada 7 Januari 2022 telah membentuk Holding BUMN Pangan di bawah bendera ID Food. BUMN yang bergabung di dalamnya terdiri atas PT Rajawali Nusantara Indonesia atau RNI (Persero) sebagai induknya, PT Perusahaan Perdagangan Indonesia, PT Sang Hyang Seri, PT Perikanan Indonesia, PT Berdikari, dan PT Garam.

Erick menegaskan,  pembentukan Holding BUMN ini dilakukan untuk menciptakan nilai tambah, efisiensi, penguatan supply chain, hingga inovasi bisnis model. Adanya holding BUMN Pangan juga menjadi prioritas utama dalam transformasi industri pangan mengingat Indonesia sebagai negara agraris.

Setahun setelah pembentukannya, ID Food telah mencatatkan realisasi tanam seluas 326.622 hektare (ha), yang melibatkan petani sebanyak 173.486 orang melalui beberapa komoditas seperti padi, tebu, jagung, sawit dan kopi.

Selain itu, di hilir pangan, berbagai kegiatan korporasi dalam memperkuat ekosistem pangan nasional telah dilakukan di tahun 2022 melalui komitmen pendistribusian pangan.

ID Food juga terlibat dalam menjaga ketersediaan pangan komoditas minyak goreng dengan mendistribusikan sekitar 90,56 juta liter minyak goreng di 6.500 titik lokasi di Indonesia.

Data Kemenperin menyebutkan, subsektor industri pangan menyokong sebesar 38,38 persen terhadap PDB industri pengolahan nonmigas pada Kuartal II tahun 2022. Selain itu, subsektor industri pangan turut andil besar pada capaian nilai ekspor nasional, dengan menembus angka 21,35 miliar dolar AS.

Industri pangan merupakan subsektor yang menempati peringkat kedua dalam memberikan kontribusi terbesar terhadap investasi industri nonmigas pada Kuartal II-2022, dengan capaian Rp 22,42 triliun.

Adapun investasi terbesar di sektor pangan, antara lain meliputi industri roti, tepung dan kelapa sawit. Untuk penyerapan tenaga kerja, jumlah pekerja di sektor industri pangan sebanyak 5,21 juta orang atau berkontribusi 20,87 persen dari total tenaga kerja sektor industri pengolahan nonmigas yang mencapai 18,64 juta orang.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement