EKBIS.CO, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan bergerak variatif pada perdagangan Rabu (8/2/2023) direntang 6.845–6.987. Pada pada perdagangan kemarin IHSG ditutup menguat 0,89 persen atau meningkat 61,51 poin di level 6.935,30.
Dalam risetnya, Ajaib Sekuritas menyebut sejumlah sentimen akan mempengaruhi pergerakan IHSG hari ini. Dari dalam negeri, cadangan devisa Indonesia periode Januari 2023 tercatat mencapai 139,4 miliar dolar AS atau tumbuh dibanding bulan sebelumnya yang tercatat 137,2 miliar dolar AS.
Peningkatan cadangan devisa di akhir Januari 2023 dipengaruhi oleh penerbitan Global Bond Pemerintah serta penerimaan pajak dan jasa. Cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri.
Dari mancanegara, Balance of Trade Amerika Serikat periode Desember 2022 tercatat defisit 67,4 miliar dolar AS. Defisit tersebut lebih dalam dibanding periode sebelumnya yang tercatat 61 miliar dolar AS.
Sementara itu, Reserve Bank of Australia (RBA) menaikkan suku bunga acuan 25 bps menjadi 3,35 persen. RBA akan tetap menaikkan suku bunga untuk meredam inflasi agar turun menuju target inflasi 2 persen-3 persen. Inflasi Australia kuartal IV 2022 berada di level 7,8 persen, tertinggi dalam 33 tahun terakhir.
Dengan berbagai sentimen itu, financial expert Ajaib Sekuritas, Chisty Maryani, merekomendasikan sejumlah saham untuk ditransaksikan pada hari ini, antara lain:
BRMS
Buy :180
TP :186
Stop loss: <175
BRMS mencoba rebound dari fase bearish jangka pendek dengan membentuk pola bullish engulfing dan berhasil tutup di area MA-20.
Pabrik tambang emas kedua milik BRMS di Palu yang mulai beroperasi pada kuartal IV 2022 akan memproduksi dengan kapasitas penuh 4.000 ton bijih emas per hari. Secara year to date (ytd) investor asing catatkan net buy pada saham BRMS sebesar Rp 47,96 miliar. Harga emas kembali rebound di level 1.873 per troy ons juga jadi katalis positif untuk BRMS.
MEDC
Buy :1.275
TP :1.315
Stop loss: <1.220
MEDC mencoba rebound dari fase bearish jangka pendek dengan membentuk pola morning star dan bergerak diatas MA-20. Momentum reversal juga didorong oleh stochastic oscillator goldencross di area oversold.
Seiring permintaan migas yang tinggi MEDC anggarkan belanja modal (capex) sebesar 150 juta dolar AS untuk pengembangan South Natuna Sea Block B Production Sharing Contract (PSC). Total capex yang dianggarkan secara keseluruhan di 2022 untuk segmen migas sebesar 250 juta dolar AS. Kenaikan harga minyak WTI ke level 77,48 dolar AS turut jadi katalis positif.
BRIS
Buy :1.330
TP :1.370
Stop loss: <1.290
Mencoba rebound dari fase bearish jangka pendek yang terlihat dari pola bullish harami. Stochastic oscillator bergerak naik dari area netral dan MADC bar histogram melemah terbatas.
BRIS mencatatkan pembiayaan yang tumbuh 21,3 persen yoy menjadi Rp 207 triliun di 2022. Capaian tersebut menopang total pendapatan BRIS menjadi Rp 19,3 triliun, naik 17 persen yoy. Secara bottom line laba bersih melesat 40,7 persen yoy menjadi Rp 4,2 triliun. NIM BRIS juga tercatat tumbuh menjadi 6 persen dibanding tahun 2021 sebesar 5,9 persen.
*Pemberitaan ini tidak bertanggung jawab atas keuntungan ataupun kerugian keuangan yang timbul dari perdagangan saham. Pembaca diharapkan bijak dalam mengelola keuangannya.