EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk melaporkan penurunan laba sebesar 12 persen pada 2022. Laba perseroan pada akhir tahun lalu tercatat sebesar Rp 1,1 triliun atau turun dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 1,26 triliun.
Penurunan laba ini disebabkan oleh turunnya penjualan sebesar 4 persen menjadi Rp 3,86 triliun. Direktur Sido Muncul, Leonard, mengatakan, penurunan penjualan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti normalisasi permintaan dari basis tinggi, inflasi yang mempengaruhi daya beli pelanggan, dan kenaikan harga bahan baku.
Berdasarkan laporan keuangan yang dilaporkan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), pendapatan perseroan masih berasal dari tiga segmen usaha. Ketiganya adalah jamu herbal dan suplemen sebesar Rp 2,6 triliun, makanan dan minuman sebesar Rp 1,08 triliun, dan farmasi Rp 143 miliar.
Meski demikian, emiten berkode SIDO ini optimistis tetap menjaga posisi keuangan yang sehat dengan posisi kas yang bersih dan pembayaran dividen di atas 90 persen. Total aset SIDO pada akhir 2022 mencapai Rp 4,08 triliun, naik tipis dari tahun sebelumnya Rp 4,06 triliun.
"Pada lintasan pertumbuhan jangka panjang, SIDO masih membuukan pertumbuhan CAGR pada laba bersih sebesar dua digit selama empat tahun terakhir," kata Leonard, Jumat (10/2/2023).