EKBIS.CO, NEW YORK -- Mayoritas utama Wall Street memperpanjang penurunannya pada perdagangan semalam, Rabu (22/2/2023). Sikap investor cenderung berhati-hati setelah bank sentral AS Federal Reserve memastikan arah kebijakan moneternya.
Laporan hasil rapat the Fed menunjukkan para pejabat bank sentral setuju untuk memperlambat laju kenaikan suku bunga. Mereka sepakat hanya akan menambah 0,25 basis poin pada kenaikan suku bunga berikutnya.
Pejabat Fed mengatakan risiko inflasi yang tinggi tetap menjadi faktor kunci yang akan membentuk kebijakan moneter. Kenaikan suku bunga lebih lanjut akan diperlukan sampai inflasi terkendali.
Setelah risalah the Fed dirilis, pasar keuangan pun tetap bergerak stabil. Volatilitas yang terjadi di pasar saham tidak setinggi saat risalah belum dipublikasikan.
Di akhir sesi perdagangan, S&P 500 dan Dow Jones Industrial kembali ke zona merah. Nasdaq Composite berhasil naik ke wilayah positif dan menghentikan reli penurunannya selama tiga hari beruntun.
"Jelas bahwa Fed bertekad untuk melanjutkan kenaikan suku bunga. Mereka akan melakukannya bahkan saat risiko resesi meningkat," kata analis pasar senior di OANDA Ed Moya dilansir Reuters, Kamis (23/2/2023).
Dow turun 84,5 poin atau terkoreksi sebesar 0,26 persen, sementara S&P kehilangan 6,29 poin atau melemah tipis 0,16 persen. Di sisi lain, Nasdaq bertambah 14,77 poin atau menguat 0,13 persen.
Menyusul kekalahan pasar pada tahun 2022, tiga indeks utama Wall Street tersebut mencatat kenaikan bulanan pada Januari 2023 karena investor memperkirakan The Fed akan menghentikan kenaikan suku bunga.
Namun, saham mengalami volatilitas pada Februari 2023 karena para pelaku pasar mempertimbangkan suku bunga tinggi akan berlangsung lebih lama. Mereka berasumsi inflasi tetap lebih tinggi di tengah ekonomi yang mulai membaik.
Pelaku pasar uang memperkirakan suku bunga akan mencapai puncaknya pada 5,35 persen pada bulan Juli dan bertahan di sekitar level tersebut hingga akhir tahun 2023.