EKBIS.CO, DENPASAR -- Direktur PT Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gede Nyoman Yetna mengatakan terbuka peluang bagi perusahaan-perusahaan di Bali untuk bisa Initial Public Offering (IPO) atau naik kelas dengan memanfaatkan pasar modal.
"Jangan berpikir yang kecil itu tak bisa go public, yang penting prospektif," kata Yetna dalam diskusi yang mengangkat tema Go Big with Go Public di UID Bali Campus Kura Kura Bali Denpasar, Kamis (23/2/2023).
Diskusi tersebut merupakan kolaborasi antara Nawa Cita Pariwisata Indonesia (NCPI) Bali, Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Provinsi Bali, dan Bursa Efek Indonesia dengan dihadiri puluhan peserta yang merupakan pelaku bisnis dan juga praktisi hukum itu.
Menurut Yetna, semua usaha potensial melakukan go public asal sektor yang digeluti disukai. Apalagi Bali yang dominan pariwisatanya, maka sektor ini akan sangat menjanjikan.
"Semua bidang itu potensial, tinggal melihat sektor ke depan apa yang diminati. Kalau di Indonesia salah satu yang mendorong adalah finansial, energi, yang jelas hampir semua sektor ada keterwakilan. Apalagi di Bali yang berhubungan dengan pariwisata," ucapnya.
Namun, ia mengingatkan konsekuensi tantangan manajemen untuk melihat model bisnisnya, sehingga menjadi perusahaan tercatat yang naik kelas, tidak berhenti di satu titik tapi visioner ke depan, melihat apa yang perlu diperbaiki. Ia mengakui memang banyak sekali orang berpikir bahwa untuk IPO itu sulit.
"Namun, sudah dipaparkan fungsi IPO, bukan hanya untuk menggali dana tapi akan bekerja dengan profesional karena ada pihak-pihak yang mengawasi usaha kita," ujar Yetna.
Ia mencontohkan, seperti di Bali perusahaan-perusahaan keluarga dimungkinkan untuk melakukan IPO karena siapa tahu keluarga tidak melanjutkan perusahaannya. Maka perusahaan akan dikelola oleh profesional dan diawasi oleh pihak-pihak lain sehingga jalannya perusahaan itu akan langgeng.
Saat ini, menurut Yetna, perusahaan di Bali yang IPO ada empat. "Ada 33 lainnya tapi belum saya cek, makanya kita ke sini untuk mendorong pengusaha yang ingin naik kelas untuk memanfaatkan pasar modal," ujarnya.